Sistem Distribusi BBM Tertutup Berlaku Awal Januari

Kamis, 18 November 2010 – 19:30 WIB
JAKARTA - Untuk membatasi penggunaan bahan bakar minyak (BBM) subsidi, serta agar subsidi tepat sasaran ke masyarakat yang lebih berhak, pemerintah memastikan akan memberlakukan sistem distribusi tertutup BBMPemberlakuannya disebutkan bakal dimulai pada 1 Januari 2011.

"Sistem distribusi BBM tertutup, 1 Januari sudah akan dijalankan," kata Menteri Keuangan (Menkeu) Agus Martowardojo kepada wartawan, di Jakarta, Kamis (18/11).

Sistem distribusi BBM tertutup ini, menurut Menkeu, juga untuk mengantisipasi banyaknya kebocoran subsidi BBM yang justru ikut dinikmati oleh kalangan mampu

BACA JUGA: Aliran Dana Asing Capai Rp14 T

Pemerintah pun saat ini tengah bersiap-siap membuat laporan kepada DPR RI, bilamana alokasi anggaran BBM subsidi dalam APBN-P 2010 sebesar Rp 89,3 triliun ternyata melebihi kebutuhan sebelum akhir tahun.

"Tapi bagaimanapun saya yakin, anggaran kita masih mencukupi, karena harga minyak mentah (ICP) lebih rendah
Selain itu, ada penguatan rupiah

BACA JUGA: BBM Subsidi Habis, Pertamina Takut Nombok

Jadi saya pikir masih memadai-lah," kata Agus.

Disebutkan Agus, diperkirakan kuota BBM bersubsidi sebanyak 36,5 juta kiloliter akan membengkak menjadi 38,5 juta kiloliter
Untuk mencegah pembengkakan tersebut, pemerintah menilai sistem BBM subsidi tertutup bisa menjadi solusi

BACA JUGA: 4 Pemenang WK Migas, Bonus US$4,2 Juta

Hanya saja, untuk teknis pelaksanaannya sendiri, Agus belum menjelaskan secara detail.

"Kita masih membutuhkan pembicaraan lebih lanjut dengan DPR RI," ujar mantan Direktur Utama (Dirut) Bank Mandiri tersebut.

Saat ini, harga minyak tercatat telah melewati USD 85 per barel di perdagangan AsiaPengamat perminyakan, Kurtubi, mengatakan bahwa kenaikan harga minyak tersebut dapat berdampak terhadap naiknya penerimaan migas, sehingga subsidi BBM pun bisa bertambah"Harusnya kenaikan penerimaan jauh lebih besar daripada kenaikan BBM, sehingga APBN dan perekonomian tidak tergerus akibat kenaikan harga minyak," katanya.

Kurtubi mengatakan, agar penerimaan migas lebih besar daripada kenaikan subsidi, maka harus ditingkatkan produksi minyaknyaTetapi sayangnya, untuk 2010, sasaran lifting minyak dalam APBN justru harus gagal dicapai.

"Sasarannya 960 ribu barel per hari, produksinya malah lebih rendah dari ituSeharusnya kalau harga naik lagi seperti ini, produksinya harus ditingkatkan, sehingga penerimaan bisa ikut meningkat untuk bisa menutup subsidiKalau produksi rendah, sasarannya tidak tercapai, maka penerimaan tidak sebesar yang diharapkan," jelas Kurtubi(afz/jpnn)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Pinjaman USD785 Juta dari IBRD Ditarik


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler