Badan keamanan Australia menyelidiki serangan siber terhadap jaringan komputer Parlemen Federal, dengan memeriksa kemungkinan keterlibatan Pemerintah China di balik serangan ini.
Pejabat yang membawahi keamanan Parlemen Federal menjelaskan sejauh ini belum terdeteksi adanya data yang dicuri dalam serangan tersebut.
BACA JUGA: Polisi Australia Barat Tangkap Orang Sambil Dipukuli
Sumber ABC mengatakan respons terhadap serangan itu berlangsung cepat namun mengakui para peretas kini sangat canggih.
Sebagai tindakan pencegahan, password untuk mengakses komputer telah diubah.
BACA JUGA: Kerja Keras Anak-anak Muda Indonesia di Pabrik Daging Australia
"Kami tak memiliki bukti serangan ini dimaksudkan untuk mempengaruhi proses parlemen atau mengganggu proses pemilu atau politik," kata pejabat tersebut.
Penyelidikan terhadap serangan siber, katanya, membutuhkan waktu dan dilakukan bersama badan keamanan terkait.
BACA JUGA: Mengapa Banyak Rumah di Australia Kini Tak Terjual
Direktorat Sinyal Australia (ASD) turun tangan menangani serangan ini dan telah mengamankan jaringan komputer tersebut.
"Langkah-langkah yang diperlukan sedang dilakukan untuk mengurangi kerugian dan meminimalkan kerusakan," kata ASD.
Para peretas, kata sumber ABC, terdeteksi pada pada tahap awal begitu mereka berhasil mendapatkan akses ke jaringan komputer parlemen.
Insiden ini diibaratkan sebagai perampok yang berhasil masuk ke sebuah rumah. Pihak berwenang mendapati pintu depan telah rusak tapi belum mengetahui barang yang dicuri, atau apakah ada cara lain untuk masuk.
Serangan itu kabarnya tidak mempengaruhi sistem komputer para menteri dan staf mereka, tapi memengaruhi komputer para anggota DPR biasa, oposisi, dan lintas-fraksi.
Politisi dari Partai Buruh yang beroposisi menjelaskan akses email mereka terputus sejak adanya serangan itu.
Ikuti juga berita lainnya dari ABC Indonesia.
BACA ARTIKEL LAINNYA... Apartemen Delapan Lantai Runtuh di Turki, Tiga Lantai Ternyata Ilegal