Sistem Pemeringkatan Universitas: Sebuah Alat atau Tujuan?

Oleh: Hastuti Naibaho

Senin, 28 Agustus 2023 – 17:41 WIB
Hastuti Naibaho, Dosen Program Studi Manajemen Universitas Pembangunan Jaya. Foto: Dokumentasi UPJ

jpnn.com, JAKARTA - Pengakuan publik terhadap sebuah institusi pendidikan merupakan salah satu fokus tujuan pimpinan tertinggi institusi pendidikan tersebut.

Sebab, pengakuan publik terhadap eksistensi institusi tersebut akan menjadi indikator keberlangsungan dan kemajuan institusi tersebut di masa yang akan datang.

BACA JUGA: Universitas Pembangunan Jaya Resmi Luncurkan Buku UPJ Indonesia City Metrics

Salah satu cara mendapatkan pengakuan publik adalah menggunakan pihak eksternal yang independen untuk menilai institusi tersebut dalam sebuah sistem pemeringkatan.

Universitas, baik swasta maupun negeri, aktif terlibat dalam sistem pemeringkatan, baik skala nasional maupun internasional.

BACA JUGA: Universitas Pembangunan Jaya Luncurkan Kajian UPJ-Indonesia City Metrics, Fokus di 42 Kota

Hal ini dilakukan semua universitas untuk mendapatkan posisi mereka di antara institusi pendidikan tinggi lainnya dan masyarakat sebagai salah satu stakeholders dapat mengetahui informasi tersebut.

Meskipun di antara pimpinan institusi pendidikan masih terdapat pro dan kontra terhadap sistem pemeringkatan, tetapi sistem pemeringkatan dapat menjadi alat evaluasi kinerja institusi pendidikan untuk dapat continues improvement.

Pasalnya, peningkatan peringkat sebagai hasil dari pemeringkatan indikator-indikator terdapat dalam sistem evaluasi tersebut, seperti kualitas dosen, kualitas lulusan, dan peningkatan aspek lainnya.

Banyak keluhan dari pihak institusi terhadap sistem pemeringkatan, karena tidak melakukan kluster dalam sistem tersebut, seperti universitas yang baru berdiri beberapa tahun akan tetap bersaing dalam sistem pemeringkatan yang sama dengan universitas yang sudah besar.

Indikator-indikator dan sistem penilaian dalam sistem pemeringkatan tersebut juga sama untuk semua universitas.

Hal ini pastinya memberikan dampak yang kurang baik bagi institusi tersebut pada penilaian publik, karena dengan indikator dan sistem penilaian yang sama, maka universitas yang masih kecil pastinya akan masuk pada urutan yang paling bawah.

Hal ini mengakibatkan akan sulit bagi universitas tersebut mendapat preferensi dari publik sebagai tempat untuk berkuliah.

Padahal, peringkat yang sangat rendah tidak menunjukkan institusi pendidikan tersebut tidak menyediakan pendidikan yang berkualitas.

Berdasarkan hasil wawancara dengan pemimpin universitas dalam penelitian yang dilakukan oleh Naibaho, Hutasuhut, dan Pitaloka (2023), mereka menemukan bahwa pemimpin, mulai dari level program studi sampai pada level universitas sepakat bahwa sistem pemeringkatan memberikan dampak positif bagi institusi pendidikan.

Terlepas dari kelemahan sistem pemeringkatan, mereka sepakat bahwa sistem pemeringkatan dapat menjadi alat untuk memotivasi seluruh anggota organisasi untuk terus melakukan peningkatan kualitas dan sistem pemeringkatan dapat memotret posisi satu universitas di antara universitas lainnya.

Selain itu, sistem pemeringkatan dapat menjadi alat untuk memonitor kinerja universitas saat ini dengan membandingkan peringkat yang diperoleh pada periode sebelumnya.

Strategi yang dapat dilakukan pimpinan universitas agar sistem pemeringkatan dapat memberikan dampak positif dengan meningkatkan kesadaran seluruh anggota organisasi untuk mendukung dan terlibat dalam proses peningkatan peringkat universitas, khususnya dukungan dari dosen.

Pendekatan personal perlu dilakukan untuk memastikan dosen sepakat dan aktif terlibat untuk peningkatan kualitas mereka pada tiga aspek, yaitu pengajaran, penelitian, dan pengabdian masyarakat.

Peningkatan kualitas itu akan memberikan dampak positif bagi mahasiswa, yaitu peningkatan kualitas mahasiswa atau lulusan.

Pimpinan perlu membuat pemahaman pada semua anggota organisasi bahwa ketika universitas aktif terlibat dalam sistem pemeringkatan.

Bukan semata mengejar hasil peringkat di antara universitas lainnya, tetapi fokus pada pencapaian peningkatan kualitas universitas yang akan memberi dampak positif bagi mahasiswa.

Berbekal pemahaman seperti ini, tekanan psikologi dan keterpaksaan dari seluruh anggota organisasi untuk terlibat dalam sistem pemeringkatan akan dapat berkurang.

Selain itu, pimpinan perlu untuk melakukan pemetaan terhadap bawahannya, baik dari aspek ketertarikan minat dan kompetensi sehingga penugasan yang diberikan untuk mencapai target pemeringkatan dapat cocok dengan minat dan kompetensi mereka.

Ketika pimpinan juga meminta bawahan untuk mengikuti program pelatihan atau program lainnya untuk meningkatakan kinerja individu yang akan berdampak pada peningkatan peringkat universitas, maka mereka akan melakukannya dengan sukarela dan termotivasi.

Sebab, program yang mereka ikuti dianggap menarik dan berguna bagi mereka.

Hasil penelitian dari Naibaho, Hutasuhut, dan Pitaloka (2023) juga menemukan bahwa para pemimpin mengatakan salah satu indikator yang paling gampang dilihat bahwa terjadi peningkatan kualitas pada sebuah organisasi adalah peningkatan peringkat.

Peningkatan peringkat menjadi bukti bahwa proses pembelajaran terjadi pada karyawan. (***)


Redaktur & Reporter : Sutresno Wahyudi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler