jpnn.com, JAKARTA - Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) telah menerapkan sistem zonasi dalam Penerimaan Peserta Didik Baru (PPDB) sebagai upaya mempercepat pemerataan di sektor pendidikan.
Namun, anggota Dewan Pakar Pendidikan Jakarta Timur Robertus Budi Setiono, menilai sistem zonasi ini diragukan keampuhannya dalam menciptakan sekolah-sekolah bagus.
BACA JUGA: Revitalisasi SMK yang Utama soal Kompetensi Guru
Pasalnya, konsep pemerintah tidak jelas. Daerah hanya diwajibkan berlakukan sistem zonasi tanpa memberikan input jelas sokongan pusat seperti apa.
"Sekuat apapun daerah dalam memberlakukan zonasi kalau pusat tidak siap ya zonasi hanya jadi teori," kata Robertus Budi Setiono, anggota Dewan Pakar Pendidikan Jakarta Timur di Jakarta, Sabtu (17/11).
BACA JUGA: Kemendikbud Bawa Wayang Orang ke Jerman
Dia menyebutkan, tanpa persiapan matang terutama melihat kemampuan pasar, sistem zonasi akan jadi bumerang. Sekolah favorit dan bagus akan turun kualitasnya. Sedangkan sekolah yang kualitasnya di bawah tidak meningkat.
Robertus mengungkapkan, sistem zonasi memang bagus untuk pemerataan pendidikan. Namun, penerapannya harus dipikirkan jangan sampai mengagetkan pasar.
BACA JUGA: Data Jumlah Kebutuhan Guru Harus Cepat Dibereskan
"Untuk menciptakan sekolah favorit baru butuh kesiapan baik pusat maupun daerah. Pusat harus jelas sokongannya seperti apa. Kalau enggak, daerah akan setengah hati," ucap Robertus yang juga direktur Global Sevilla School ini.
Dia mencontohkan perbedaan sekolah-sekolah negeri dan swasta di Jakarta Timur. Sekolah negeri dihujani berbagai fasilitas. Bahkan sarana prasarana yang masih bagus diganti dengan baru hanya demi memenuhi penyerapan anggaran. Sebaliknya di sekolah swasta, dibiarkan setengah hidup dan mati. Mestinya ini jadi perhatian pemerintah juga.
"Kalau yang serupa ini tidak bisa dibereskan, jangan mimpi bisa menciptakan sekolah-sekolah favorit baru," tandasnya. (esy/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Kemendikbud Ditantang Buka SMK Jurusan YouTuber dan Gamers
Redaktur & Reporter : Mesya Mohamad