jpnn.com, JAKARTA - Sekjen Federasi Serikat Guru Indonesia (FSGI) Retno Listyarti mengaku menerima sejumlah laporan terkait kasus kebocoran soal ujian sekolah berstandar nasional (USBN) 2017.
Laporan kebocoran soal USBN itu diantaranya dari Pekanbaru, Medan, Indramayu, Kudus dan Pati, Jakarta, serta Nusa Tenggara Barat.
BACA JUGA: Ombudsman Temukan Kebocoran Soal Ujian di Surabaya
Diantara laporan yang masuk menyebutkan bahwa bocornya soal USBN dimulai dari bimbingan belajar (bimbel) berinisial Q dan IS.
Presidium FSGI Wilayah Jakarta Heru Purnomo menuturkan, bocoran soal USBN di bimbel itu dijual sampai Rp 10 juta. ’’Terdiri dari enam paket kunci jawaban,’’ katanya kemarin (23/3).
BACA JUGA: Soal USBN Bocor, FSGI Desak Inspektorat Selidiki Bimbel
Harga bocoran itu memang terlihat cukup mahal. Tetapi pada praktiknya siswa cukup iuran antara Rp 100 ribu sampai Rp 150 ribu untuk mendapatkan kunci jawaban.
Kemudian kuci jawaban dikirim ke siswa pada 19 Maret atau H-1 dimulainya USBN jenjang SMA dan SMK.
BACA JUGA: FSGI: US Tanpa Kebocoran, USBN Bocor.. Cor.. Cor..
Heru menuturkan modus penyebaran kunci jawaban USBN sama dengan unas.
Yakni kunci jawaban dikirim melalui aplikasi WharsApp (WA) atau Line.
’’Bedanya kalau USBN disebar H-1 ujian. Sementara kalau unas disebar pada hari H,’’ tuturnya.
Terkait dengan dugaan bahwa yang membocorkan soal USBN adalah guru, menurut FSGI sangat kecil peluangnya.
Sebab jika guru memang berniat membocorkan soal ujian, tidak hanya untuk USBN saja.
Tetapi juga bocor saat digelar ujian sekolah (US). Namun nyatanya yang terjadi kebocoran hanya pada USBN saja.
Sekjen FSGI Retno Listyarti mengatakan ada beberapa alasan siswa berupaya dengan segala cara untuk mendapatkan nilai USBN yang tinggi.
Diantaranya adalah nilai USBN nantinya akan dicetak bersamaan dengan ijazah.
Semua siswa tentu ingin mendapatkan nilai USBN yang tinggi di dalam ijazahnya.
Supaya bisa mudah mencari kerja atau diterima di perguruan tinggi favorit.
Dia memprediksi tahun ini konsentrasi potensi kebocoran soal ujian justru pada USBN. Sayangnya ini tidak diantisipasi oleh Kemendikbud.
Mereka lebih fokus mengamankan unas yang mulai digelar awal April nanti.
Kementerian yang dipimpin Muhadjir Effendy itu mengira USBN, layaknya ujian sekolah pada umumnya, berlangsung lebih tertib. Apalagi 75 persen butir soal ujiannya dibuat oleh guru.
Mendikbud Muhadjir Effendy akhirnya mengakui memang masih banyak kelemahan dalam USBN 2017.
’’Karena USBN baru pertama kali dilaksanakan. Apalagi penyelenggara haru berbagi konsentrasi antara USBN dengan unas,’’ katanya kemarin (23/3).
Muhadjir mengatakan semua masalah yang terjadi akan didata untuk bahan penyempurnaan penyelenggaraan USBN ke depan.
Muhadjir mengatakan mulai sekarang praktek-praktek tidak terpuji dalam penyelenggaraan ujian harus dikikis habis dari sekolah.
Dia mengatakan upaya ini merupakan bagian dari gerakan revolusi mental di sektor pendidikan. ’’Saya akui ini tidak mudah,’’ tuturnya.
Namun mantan rektor Univ. Muhammadiyah Malang itu mengatakan, selama ada tekad dan kemauan bersama, upaya itu bisa dilakukan.
Dia menjelaskan saat menggelar inspeksi USBN di Malang rabu lalu (22/3) ujian berlangsung lancar dan bagus. Memang masih ada kekurangan dalam pelaksanaannya.
Seperti guru yang mengawasi tidak disilang dengan guru dari sekolah lainnya. Muhadjir justru mengapresiasi upaya Pemda Mempawah, Kalimantan Barat, yang mengatur pengawas USBN dengan sistem silang dengan sekolah lain. (wan)
BACA ARTIKEL LAINNYA... USBN Rentan Bocor, Ini Penyebabnya
Redaktur & Reporter : Soetomo