Siswa Kembali Bersekolah Akhir Mei, Bioskop dan Salon Buka Pekan Depan

Rabu, 06 Mei 2020 – 04:57 WIB
Warga di pulay Cheung Chau saat akhir pekan Paskah, di tengah pandemi virus corona (COVID-19), di Hong Kong, China, Minggu (12/4/2020). Foto: REUTERS/Joyce Zhou/AWW/djo

jpnn.com, HONG KONG - Pemerintah Hong Kong akan melonggarkan aturan pembatasan sosial seiring dengan penurunan kasus COVID-19 dalam beberapa pekan terakhir.

Mulai pekan depan, pusat kebugaran, bioskop, dan salon sudah boleh buka.

BACA JUGA: Warga Boleh Bekerja Lagi, Suara Mobil dan Sepeda Motor Menderu di Pagi Hari

Kasus penularan lokal di Hong Kong dilaporkan nihil selama lebih dari dua pekan, dan tidak terjadi kasus baru selama tujuh dari sepuluh hari terakhir.

Senin (4/5) kemarin, tercatat hanya satu kasus baru dari luar negeri, sehingga total kasus infeksi virus corona menjadi 1.041, dengan empat kematian.

BACA JUGA: Peringatan dari AKBP Miko Indrayana untuk Seluruh Warga Kota Kediri

Sebelumnya, aturan mengenai larangan berkumpul lebih dari empat orang diumumkan pada akhir Maret di Hong Kong, ketika terjadi peningkatan kasus COVID-19 yang dibawa orang-orang sepulang dari Eropa, Amerika Utara, dan Timur Tengah.

Pada 8 Mei mendatang, pemerintah akan kembali mengizinkan perkumpulan di tempat publik untuk tidak lebih dari delapan orang.

BACA JUGA: Tompi Sebut Pernyataan Andre Rosiade Sungguh Berbahaya dan Menyesatkan

Beberapa tempat publik lain yang sempat ditutup selama sebulan belakangan juga akan dibuka kembali.

Siswa-siswa akan kembali bersekolah pada akhir bulan ini. Sementara pemandian umum, bar karaoke, dan kelab malam akan tetap ditutup.

Pembukaan kembali tempat umum memberikan kelegaan bagi pengelola restoran dan bar.

Selain itu, pembatasan berkumpul hanya delapan orang dianggap efektif mencegah gerakan protes massa anti-pemerintahan dalam jumlah besar.

Bagaimanapun, setelah tertunda untuk mencegah penularan virus, protes massa di Hong Kong di perkirakan akan berlanjut pada tahun depan setelah wabah ini terkendali, mengingat kemarahan massa anti-pemerintah belum usai. (Reuters/antara/jpnn)


Redaktur & Reporter : Soetomo

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler