Siswa Miskin Dapat Subsidi Kuota 35 GB per Bulan, Siswa Tajir Juga Kebagian

Jumat, 28 Agustus 2020 – 18:21 WIB
Dirjen PAUD Dasmen Jumeri saat bincang sore. foto tangkapan layar zoom

jpnn.com, JAKARTA - Direktur Jenderal Pendidkan Anak Usia Dini, Dasar, dan Menengah (PAUD Dasmen) Kementerian Pendidkan dan Kebudayaan (Kemendikbud) Jumeri memastikan seluruh siswa jenjang SD sampai SMA/SMK akan mendapatkan subsidi kuota internet. Setiap siswa mendapat Rp 35 ribu per bulan atau setara 35 GB.

"Subsidi kuota internet tidak mengenal kaya miskin. Semuanya dapat karena ini sebagai jaminan negara agar seluruh anak tidak kehilangan haknya atas pendidikan," kata Jumeri dalam bincang sore secara virtual, Jumat (28/8).

BACA JUGA: Karyawan Swasta Dapat Subsidi Gaji, Dudung PGRI: Sungguh Baik Pemerintahan Jokowi

Dia menjelaskan, mekanisme penyaluran bantuan kuota internet ini dimulai dengan pengumpulan nomor handphone siswa lewat masing-masing wali kelas. Kemudian oleh kepala sekolah diminta menandatangani fakta integritas bahwa data yang diberikan adalah benar.

Setelah data diberikan lewat Dapodik (data pokok pendidikan), Kemendikbud akan melakukan verifikasi dengan memilah nomor siswa sesuai provider. Begitu data final, diserahkan kepada penyedia jasa telekomunikasi.

BACA JUGA: Ekonom Apresiasi Langkah Pemerintah Beri Bantuan Subsidi Upah untuk Pekerja

"Jadi kalau dalam satu keluarga ada tiga anak masing-masing duduk di bangku SD, SMP, SMA. Handphone cuma satu milik bapaknya, masing-masing anak bisa mencantumkan nomor bapaknya tersebut. Mereka bisa pakai secara bergantian. Pengaturannya nanti akan dibahas bersama penyedia jasa telekomunikasi," bebernya.

Sedangkan bagi anak-anak yang berada di wilayah 3T, lanjut Jumeri, 80 persennya melakukan pembelajaran tatap muka karena berada di zona hijau. Subsidi kuota diberikan kepada siswa yang melakukan pembelajaran daring.

BACA JUGA: Inilah Alur Pemberian Bantuan Subsidi Gaji Pekerja Berpenghasilan di Bawah Rp5 Juta

Jumeri menegaskan, pihaknya tidak akan melakukan pembatasan penggunaan kuota internet tersebut. Sebab, sama saja menghalangi kemerdekaan siswa mengakses informasi.

"Kami hanya berharap peran orang tua yang bisa mengawasi anaknya. Kuota internet itu untuk belajar dan bukan dipakai untuk main game atau lainnya," tandasnya. (esy/jpnn)


Redaktur & Reporter : Mesya Mohamad

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler