jpnn.com, PALANGKA RAYA - AC (17) dan JP (17), dua siswa SMAN 4 Palangkara Raya, Kalteng pelaku pembunuhan terhadap WP (18), dikenal sebagai siswa bermasalah di sekolahnya.
Keduanya kerap berurusan dengan guru bimbingan konseling (BK). Salah seorang pelaku, AC, setiap hari membawa senjata tajam yang diduga digunakan untuk membunuh WP.
BACA JUGA: Pak Guru Dibantai secara Sadis, Mengerikan
"(Pelaku) itu siswa di sini. Dari catatan, JP memang pengguna Zenith dan AC peminum alkohol," kata Wakil Kepala Sekolah Bidang Kesiswaan SMAN 4 Palangka Raya, Murni, seperti diberitakan Radar Sampit (Jawa Pos Group).
Menurut Murni, kedua siswa itu kerap terlambat ke sekolah dan berurusan dengan guru BK.
BACA JUGA: Akhir Tragis Pria Sadis Pembunuh Majikan
Namun, tetap saja tak mau sadar dan terus berkelakuan buruk meski sudah berulang kali membuat perjanjian tak mengulangi lagi.
"Aturan sekolah, anak tersangkut hukum bisa dikenakan DO (drop out) otomatis. Intinya, (dua pelaku) memang anak bandel," pungkasnya.
BACA JUGA: Sayang Istri, Bunuh Anak Tiri, Jenazah Dilempar ke Mobil Bak Terbuka
Wakasek bidang hubungan masyarakat Dewi mengungkapkan, pihak sekolah turut prihatin dan malu atas peristiwa tersebut.
Namun, pihaknya berjanji akan tetap memberikan motivasi kepada AC dan JP. Termasuk berencana membesuk dan menemui langsung kedua pelajar tersebut.
"Kami akan besuk tetapi koordinasi dahulu. Sekolah tetap ingin memberikan semangat moral. Kami turut perhatin dan malu walaupun kejadian ini di luar jam sekolah. Hal ini menjadi perhatian khusus bagi SMAN 4 kepada peserta didik,” pungkasnya.
Sementara itu, pantauan Radar Palangka, tempat kejadian perkara di Kompleks Perumahan Betang Jalan Temanggung Tilung telah terpasang garis polisi.
Lokasi itu tampak sepi dan beberapa petugas masih sibuk mencari barang bukti berupa senjata tajam di sekitar lokasi.
Kapolres Palangka Raya AKBP Lili Warli melalui Kasat Reskrim AKP Ismanto Yuwono mengatakan, insiden itu melibatkan empat orang. Namun penusuk sajam ke korban adalah AC.
"Pisau masih dicari di sekitar TKP karena dibuang ke semak-semak. Saat ini tersangka satu dan tiga masih didalami. Motifnya tersinggung," katanya.
Menurut Ismanto, pembunuhan terjadi karena pelaku tersinggung terhadap korban. AC dan tiga rekannya memanggil korban ke TKP.
Saat itulah mereka langsung cekcok dan pengeroyokan terjadi hingga AC menusuk korban.
Melihat korban terkapar dan bersimbah darah, mereka langsung kabur. Saksi kejadian itu, Am dan warga langsung memberikan pertolongan dan mengevakuasi ke rumah sakit. Namun, korban meninggal dunia.
Berdasarkan pengakuan AC, Ismanto mengungkapkan, sajam itu memang miliknya. Setiap hari dibawa ke sekolah.
"Sajam sepanjang 20 cm itu milik pelaku dan masih dicari. Untuk rekonstruksi nanti kita koordinasikan ke kejaksaan," ungkap perwira polri ini. (daq/ign)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Yakob Dibunuh Secara Sadis, Kondisinya Mengerikan
Redaktur & Reporter : Soetomo