Siswa SD di Palembang Jadi Korban Perundungan, Begini Kronologinya

Kamis, 08 Agustus 2024 – 13:08 WIB
Cornelia orang tua korban dan sang anak. Foto: Dokumen pribadi Cornelia for JPNN.com.

jpnn.com, PALEMBANG - Seorang anak berinisial M, 10, di Palembang, Sumatera Selatan, mengalami perundungan oleh kakak kelasnya.

Aksi perundungan itu terjadi di sekolah swasta di Jalan Kapten Marzuki, Kelurahan Ilir D III, Kecamatan Ilir Timur (IT) I Palembang, Senin (5/8/24) lalu.

BACA JUGA: Perempuan Sukses dalam Karier Rentan Diserang Hoaks, Perundungan dan Stigma

Akibat dari peristiwa tersebut, korban harus dirawat di Rumah Sakit (RS) Charitas Palembang.

Pelakunya ternyata seorang Anak Berkebutuhan Khusus (ABK) berinisial C.

BACA JUGA: Polisi di Banjarmasin Datangi Sekolah Untuk Cegah Perundungan

Tak terima, orang tua korban melaporkan peristiwa tersebut ke SPKT Polda Sumsel.

Cornelia orang tua korban menceritakan dirinya mendapatkan telepon dari guru kalau sang anak dipukul oleh temannya saat jam istirahat.

BACA JUGA: Soal Kasus Perundungan di Sukabumi, Komnas PA Akan Datangi Mabes Polri

Setelah dihubungi dirinya langsung mendatangi sekolah untuk memastikan kejadian yang dialami anaknya.

"Anak saya itu dipukul kakak kelasnya yang duduk di kelas enam, sementara anak saya kelas lima. Kebetulan pelaku ini anak berkebutuhan khusus," cerita Cornelia, Kamis (8/8/2024).

Setelah kejadian tersebut dirinya langsung mengajak anaknya pergi ke RS Charitas untuk divisum.

Karena anaknya dipukul oleh kakak kelasnya di bagian dada perut serta di selangkangan paha kanannya.

"Anak saya disandarkan oleh terlapor di dinding, kemudian perutnya dipukul dengan tumit terlapor sebanyak tiga kali," ungkap Cornelia.

"Tak sampai di situ, dia (terlapor) juga menendang selangkangan paha anak saya, anak saya sampai tidak mau lagi sekolah," sambung Cornelia.

Adapun kronologi singkatnya, berawal anaknya melihat temannya bermain bola dari lantai lima. Kemudian bertemu terlapor, setelah itu terlapor langsung memukul.

"Setelah kejadian anak saya baru cerita kalau dirinya sudah sering dipukul oleh terlapor sejak kelas empat," terang Cornelia.

Cornelia mengatakan dirinya sudah berkomunikasi dengan pihak sekolah agar yang bersangkutan dikeluarkan dari sekolah tersebut.

"Sehingga peristiwa seperti ini tidak terjadi lagi, anak-anak yang lain juga aman," kata Cornelia.

"Jangan salah loh, anak berkebutuhan khusus ini tenaganya kuat, kalau kita melarang anak yang normal pasti takut. Kalau ini justru melawan dan komunikasi tidak nyambung, dari itu saya meminta pihak sekolah agar mengeluarkan terlapor dari sekolah," tutup Cornelia. (mcr35/jpnn) 


Redaktur : Budianto Hutahaean
Reporter : Cuci Hati

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler