Siswa SD di Ternate Meninggal Diduga Akibat Perundungan, Sahroni Soroti Kelalaian Pihak Sekolah

Jumat, 20 September 2024 – 20:15 WIB
Wakil Ketua Komisi III DPR RI dari Fraksi Partai NasDem Ahmad Sahroni. Foto/arsip: Ricardo/JPNN.com

jpnn.com - Wakil Ketua Komisi III DPR RI Ahmad Sahroni menyoroti kematian seorang siswa SD bernama Nabil (11) di Kota Ternate, Maluku Utara.

Bocah itu meninggal dunia setelah diduga menjadi korban perundungan dari teman sekelasnya.

BACA JUGA: Sahroni Minta Polri Selesaikan Dugaan Intimidasi Wartawan oleh Kapolda Sulsel

Pihak keluarga pun meminta Dinas Pendidikan Kota Ternate memberikan sanksi kepada kepala sekolah dan wali kelas yang diduga lalai.

Menurut keluarga, pihak sekolah dianggap lalai karena tidak pernah memberitahu keluarga korban terkait adanya tindakan pemukulan. Padahal, korban disebut sudah pernah mengadukan kejadian yang dialaminya kepada wali kelas.

BACA JUGA: Jadi Sopir Jaringan Narkoba Sultan Malaysia, Oknum Polisi Briptu AW Belum Tersangka

Sahroni pun menyoroti keterangan pihak keluarga korban. Politikus NasDem itu meminta pihak kepolisian mendalami kasus tersebut, dan menjerat tersangka, meski masih usia anak.

"Saya minta polisi pastikan semua pihak yang terlibat dan lalai, untuk mempertanggungjawabkan tindakannya. Baik itu anak sebagai pelaku, maupun pihak sekolah yang diduga tutup mata terhadap kasus ini," ujar Sahroni melalui keterangan di Jakarta, Jumat (20/9/2024).

BACA JUGA: IS Tersangka Pembunuhan Gadis Penjual Gorengan Tertangkap, Dia Sembunyi di Loteng

Dari keterangan keluarga, katanya, pihak sekolah terkesan melakukan pembiaran terhadap perundungan atau bullying yang terjadi di lingkungan sekolah.

"Karena dari laporannya, sekolah terkesan membiarkan aksi bullying ini. Sebagai pendidik, di mana pengawasan pihak sekolah? Masa tidak ada langkah tegas dalam melindungi muridnya,” ujar Sahroni.

Dia pun mengimbau kepada seluruh sekolah dalam segala tingkatan, untuk mengambil langkah cepat dan tegas jika mendengar adanya kasus bullying di dalam lingkungannya.

Oleh karena itu, dia mengingatkan kepada para guru dan pengurus sekolah, agar selalu peka dan tegas dalam menyikapi kasus bullying.

"Jangan pernah dianggap remeh, jangan pernah abai. Karena kalau sudah kejadian seperti ini, berarti pihak sekolah juga bersalah, karena membiarkan aksi kekerasan ini terjadi,” tambah Sahroni.

Sahroni juga ingin agar para pelaku anak tetap mendapat hukuman sesuai perbuatannya sebagaimana ketentuan yang berlaku.

"Dan para anak yang berhadapan dengan hukum, harus mendapat sanksi hukuman dan pembinaan setimpal. Jangan karena anak jadi tidak ada hukuman sama sekali. Awas," tutur Sahroni.(fat/jpnn)


Redaktur & Reporter : M. Fathra Nazrul Islam

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler