jpnn.com - BANTUL – Bagus Pamungkas, bocah yang masih duduk di bangku kelas V SD Jejeran, Wonokromo, Pleret mengalami tindak kekerasan di sekolahnya hingga pingsan. Ia pingsan tewas lantaran dijemur hingga dehidrasi oleh satpam sekolah.
Hukuman itu diterima Bagus dan sejumlah temannya gara-gara dituduh merusak perangkat komputer sekolah. Mereka mendapatkan hukuman itu karena tidak ada satu pun siswa yang mengaku sebagai pelaku perusakan.
BACA JUGA: Tidak Pro Rakyat, Ribuan Mahasiswa Sumatera Tuntut Jokowi Mundur
Dari informasi yang diperoleh Radar Jogja, Senin lalu (30/3) Bagus bersama sejumlah temannya dijemur mulai pukul 09.00 hingga 10.30 di halaman sekolah. Parahnya, saat menjalani hukuman itu para siswa diminta terlentang di bawah terik matahari.
Tak hanya Bagus, dua siswa lainnya yang mendapatkan hukuman serupa juga pingsan lantaran dehidrasi. ”Dehidrasi akhirnya dia (Bagus) pingsan,” terang Endah Susanti, ibunda Bagus saat dihubungi melalui sambungan telpon.
BACA JUGA: Ortu Dinas Keluar Kota, Pelajar Ini Beradegan Syur di Rumah
Malam harinya, pihak sekolah sebetulnya berusaha menyelesaikan persoalan ini dengan mendatangi rumah orang tua Bagus. Namun, kedatangan pihak sekolah ini justru membuat persoalan kian keruh. Sempat ada keributan antara pihak sekolah dan orang tua Bagus sebelum akhirnya dilerai oleh warga.
Kepala Sekolah SD Jejeran Isti Nadhiroh membenarkan adanya perusakan terhadap perangkat komputer sekolah. “Itu lho. Keyboard-nya dipindah-pindah,” terangnya.
BACA JUGA: Penambang Merapi Tewas Tertimpa Batu Kali
Hanya saja, Isti membantah pihak sekolah telah menjatuhkan hukuman dengan menjemur para siswanya sambil telentang. Dia memastikan tidak ada hukuman jemur kepada para siswanya. ”Blas nggak (sama sekali tidak, red) dijemur,” elaknya.(zam/din/ong/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Tiga Panti Pijat Disegel dan Dirantai
Redaktur : Tim Redaksi