Siswa SD Ditampar Polisi Hingga Gigi Hampir Lepas, Bu Guru Menangis

Minggu, 16 Juli 2017 – 13:45 WIB
Ilustrasi Foto: pixabay

jpnn.com, KOTAWARINGIN BARAT - Siswa kelas VI SDN 1 Kumai Hilir, Kecamatan Kumai, Kotawaringin Barat, Kalimantan Tengah, berinisial MAD menjadi korban penganiyaan.

Dia ditampar ASS, oknum polisi dari Satuan Sabhara Polres Kobar di SDN I Kumai Hilir, Jumat (14/7) pukul 10.30 WIB.

BACA JUGA: Teten Cerita, si Pembunuh Itu Sering Menangis

Akibatnya, bocah berusia 12 tahun itu mengalami luka lebam di bagian mata dan giginya hampir lepas.

Informasi yang berhasil dihimpun, saat siswa kelas enam SD mau pulang sekolah, DES (12) yang merupakan anak polisi mengejek MAD karena baju olahraga yang dipakai itu sobek di bagian lengan. Karena saling ejek itu, MAD memukul DES di bagian pundak dekat dada dan menjerit.

BACA JUGA: Demi Ikut UN, Puluhan Siswa SD Menyeberangi Lautan, Ortu Menginap

Setelah dipukul, DES langsung keluar dari kelas dan menghampiri ayahnya yang berada di luar sekolah. Tidak berpikir panjang, ASS langsung mendatangi MAD yang baru keluar dari ruang sekolah.

ASS langsung menampar MAD berulang kali di hadapan guru dan teman-teman sekolahnya.

BACA JUGA: Hamdalah, Paket dari Jokowi Sudah Sampai SD Sungkung

Bahkan cincin yang di pakai ASS lepas saat menampar MAD. Setelah mengambil cincinnya, ASS kembali menampar dua kali.

Perbuatan tersebut sempat dilerai oleh penjual pentol di sekolah tersebut, namun ASS tidak menghiraukan. Bahkan setelah itu ASS juga marah-marah dan menunjuk-nunjuk para guru.

Wali kelas VI SDN 1 Kumai Hilir Parminah saat dibincangi mengatakan, anggota polisi menampar muridnya di hadapan dirinya serta murid-murid lainya.

Dia mengaku awalnya tidak mengetahui penyebab hingga anggota polisi menampar anak kecil.

"Saya sedih kalau mengingat kejadian Jumat siang. Polisi menampar murid kami berkali-kali," kata Parminah, sambil meneteskan air mata.

Setelah ditelusuri, kejadian awalnya memang DES mengejek MAD baju olahraga yang dipakai robek. Setelah itu MAD memukul bagian atas dada dan membuat DES menjerit dan langsung lari.

"Tiba-tiba ada polisi dengan seragam lengkap dan langsung memukuli MAD. Saya hanya kaget dan lemas badan saya melihat murid saya ditampar beberapa kali. Saat meludah juga ada darahnya," kata Parminah sambil menangis dan menutupi mukanya.

Kepala SDN 1 Kumai Hilir Jariah juga sudah melaporkan kejadian ini ke Cabang Dinas Dikbud Kumai. Mengenai kejadian juga sudah dijelaskan secara detail.

"Kejadian yang tidak pantas itu di dalam sekolah. Saya sudah laporkan ke cabang dinas di Kumai. Ke depan masalah mau melaporkan akan dikoordinasikan dengan pihak komite," kata Jariah.

Selain MAD yang ditampar, polisi tersebut juga marah-marah terhadap guru. Hal ini membuat trauma kepada guru karena mendapat ancaman dari anggota kepolisian tersebut.

Sementara itu MAD yang didatangi di rumahnya di Jalan Panglima Utar RT 02 Desa Kapitan Kecamatan Kumai tampak masih trauma.

Bocah kelas enam SD ini mengaku merasakan sakit di bagian muka, gigi dan mata akibat tamparan keras. Giginya hampir lepas dan matanya masih merah.

"Saya waktu itu memang diejek dia (DES), lalu saya pukul pundak. Lalu dia menjerit dan datangi bapaknya. Saya pikir dia pulang," cerita MAD dengan nada pelan kepada awak media.

Saat pamit dengan wali kelasnya, dirinya lalu ingin memasang kaos kaki. Namun dirinya dibentak polisi berbadan tegap dengan seragam ketat dan berbadan besar. Kedatangan polisi tersebut membuat dirinya kaget, dan sempat disuruh berdiri dan langsung ditampar beberapa kali.

"Saat menampar sambil bilang ‘kamu ini nakal’. Ditampar beberapa kali. Saya hanya diam saja. Sempat cincinnya jatuh lalu menampar saya lagi," ujarnya.

Saat itu, dirinya langsung pulang dan menceritakan hal ini kepada orang tuanya, hingga berobat ke dokter untuk mengobati luka.

Syahruni orang tua korban tidak terima dengan peristiwa anaknya ditampar oleh anggota polisi. "Namun ada itikat baik dari anggota polisi dan untuk diselesaikan secara kekeluargaan. Kita juga sudah buat surat damai," terangnya.

Kapolres Kobar AKBP Pria Premos juga turun tangan terhadap masalah tersebut. Meski kedua belah pihak sudah berdamai, ada sekelumit masalah yang belum terselesaikan. Kapolres pun sampai harus ke rumah korban untuk meminta maaf secara langsung.

"Kita datang ini secara baik-baik. Kita meminta maaf terhadap korban yang dianiaya oleh anggota kami," kata Kapolres.

Menurut Pria Premos, tindakan anggotanya tidak benar sehingga akan diproses secara internal. "Kami datang ke rumah korban dan bertemu dengan keluarga besar, komite dan guru. Kalau ada yang mau melapor silahkan saja, dan kami janji akan proses masalah ini. Hanya saja besar harapan kami agar diselesaikan secara kekeluargaan," bebernya. (rin/yit)

 

BACA ARTIKEL LAINNYA... Bocah SD Minta Tas ke Jokowi, Pemerintah Harus Serius


Redaktur & Reporter : Soetomo

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler