jpnn.com - JOGJA – Keberanian Muhammad Tsaqif Wismadi, siswa SMAN 3 Kota Jogja melaporkan adanya kebocoran pada Ujian Nasional (Unas) diganjar penghargaan oleh Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK).
Tidak hanya itu, semua rekan Tsaqif yang dipastikan tidak menggunakan bocoran soal utuk menjawab Unas lalu setelah Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan mengkaji pola jawaban siswa alias mengerjakan dengan kemampuan sendiri (jujur) mendapatkan apresiasi dari lembaga antirasuah tersebut.
BACA JUGA: Bandar Narkoba Ancam Bunuh Diri Saat Hendak Ditangkap
Tsaqif dan termasuk siswa kelas XII di SMAN 3 Kota Jogja dinilai membuktikan jika integritas kejujuran yang tinggi memang pantas disematkan di kota pelajar ini. Sebab, dengan keberaniannya, Tsaqif malah melaporkan adanya kebocoran soal Unas yang bereda di internet google drive ke pihak UGM. Dia pula yang membuat Kementerian dan PTN itu akhirnya tak menggunakan hasil Unas sebagai pedoman tes masuk.
“Penghargaan ini diberikan karena adik-adik SMAN 3 Jogja adalah siswa-siswa yang berani menegakkan keadilan dan kebenaran. Mereka memiliki kesempatan untuk memanfaatkan soal yang bocor, namun tidak mereka lakukan,” kata Fungsional Direktorat Pendidikan dan Pelayanan Masyarakat KPK Pauline Arifin saat memberikan penghargaan di SMAN 3 Kota Jogja dilansir Radar Jogja (Grup JPNN.com), Kamis (23/4).
BACA JUGA: Kejaksaan Jebloskan Sekda Kapuas ke Rutan Palangka Raya
Pauline menjelaskan, siswa di sekolah tersebut patut disebut sebagai agen perubahan. Bahkan bisa menjadi contoh bagi siswa-siswa lain dalam menyuarakan keadilan dan berani membela kejujuran. Keberanian melaporkan adanya kebocoran soal Unas selama ini dari catatan KPK belum pernah ada. Siswa jika mengetahui kebocoran, biasanya diam dan menyembunyikan.
Atas keberanian tersebut, mereka mendapatkan penghargaan berupa plakat dan pin bertuliskan “Berani Jujur Itu Hebat”. Pin-pin tersebut kemudian disematkan di baju siswa kelas XII SMAN 3 Kota Jogja.
BACA JUGA: Tanam 10 Ribu Pohon di Gunung Gede-Pangrango
Tsaqif sebagai pelopor kejujuran mengatakan, keputusannya untuk melapor didasari pada tujuan mencari keadilan bagi teman-temannya yang menjalankan Unas.
“Banyak teman-teman yang sudah berusaha sekuat tenaga untuk belajar demi ujian nasional. Orang tua dan sekolah juga sudah melakukan berbagai usaha. Jika ada bocoran soal, maka itu menjadi tidak adil,” tandasnya.
Dia mengaku banyak memperoleh ancaman dari sejumlah pihak yang tidak bertanggung jawab setelah menyampaikan laporan itu.
“Ya, saya diamkan saja. Orang tua mendukung tindakan saya, meskipun ibu merasa khawatir dengan banyaknya ancaman yang masuk,” terang siswa berkacamata ini.
Kepala Dinas Pendidikan Kota Jogja Edy Heri Suasana menegaskan, sikap siswa SMAN 3 Kota Jogja ini merupakan wujud dari upaya seluruh insan pendidikan. Selama ini mereka selalu menekankan pentingnya kejujuran dengan mengesampingkan nilai hasil Unas.
“Semoga Unas di Kota Jogja bisa menjadi contoh bagi daerah lain. Bagaimana mengejar karakter kejujuran siswa,” ujarnya.
Dia juga memastikan dari hasil kajian pola jawaban, siswa di SMAN 3 Kota Jogja ini sama sekali tak menggunakan hasil bocoran untuk menjawab soal. Artinya, di Kota Jogja, pelaksanaan Unas sesuai dengan tujuan, yaitu menjadikan karakter siswa jujur. (eri/laz/mga/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Heboh, Buaya Masuk Kampung
Redaktur : Tim Redaksi