jpnn.com, BOGOR - Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) Muhadjir Effendy marah besar terkait tewasnya salah satu siswa di Kabupaten Bogor beberapa hari lalu. Dia pun langsung mengumpulkan seluruh kepala sekolah (Kepsek) se-Kabupaten Bogor dan memberikan warning.
“Ini kasus serius karena bukan hanya sekali terjadi di Kabupaten Bogor. Ini juga menandakan ada masalah dalam pendidikan di sini," kata Menteri Muhadjir di hadapan para Kepsek dan guru se-Kabupaten Bogor di Kampus Al Madinah, Selasa (28/1).
BACA JUGA: Ratusan Ribu Honorer K2 Kecewa pada Mendikbud
Dia menegaskan, bila kejadian ini terjadi lagi di Kabupaten Bogor, pihaknya akan meminta pertanggungjawaban sekolah terutama Kepsek. Kepsek dan guru harus melakukan pengawasan ketat karena bertanggung jawab terhadap pendidikan siswa hingga keselamatan.
"Jangan sampai ada anak yang jadi korban sia-sia. Kalau tidak bisa menjaga keselamatan siswa, apalagi nyawa jangan jadi guru. Orang tua sudah menitipkan anaknya. Kalau tidak bisa mengawasi jangan jadi guru," ucapnya.
BACA JUGA: RI Komitmen Menyukseskan Tujuan Pembangunan Berkelanjutan
Perkelahian antarpelajar atau kerap disebut duel ala gladiator kembali terjadi di Bogor, tepatnya di sebuah lapangan di Desa Gobang, Kampung Leuwi Halang, Rumpin, Kabupaten Bogor pada Jumat (24/11) sekitar pukul 16.30 WIB. Perkelahian yang melibatkan enam siswa dari SMP swasta tersebut telah memakan korban jiwa satu orang yaitu ARS (16 tahun).
Pertarungan antara dua sekolah ini diduga kuat sudah direncanakan sebelumnya, lokasi perkelahian dan waktunya telah mereka tentukan. Pelaku dan saksi, menurut polisi menyebutnya sebagai adu ilmu kebal. Saat duel, salah satu yang dianggap tidak punya kekebalan meninggal, yaitu ARS. ARS diduga meninggal karena kehabisan darah akibat luka tusukan benda tajam, sehingga mengakibatkan sobek pada pinggul, lengan kanan sebelah atas, dan tangan kanan sebelah bawah.(esy/jpnn)
BACA JUGA: Mendikbud Tak Mau Madrasah Diniyah Tutup karena PPK
BACA ARTIKEL LAINNYA... Pengalihan Kewenangan Pendidikan Menegah Masih Bermasalah
Redaktur & Reporter : Mesya Mohamad