BATAM -- Sudah menjadi "langganan" tiap hujan turun, SMPN 28 selalu kebanjiran. Hal tersebut sudah berlangsung dari berdirinya gedung ini sampai sekarangSudah tak terhitung lagi para guru dan kepala sekolah meminta solusi dari pemerintah
BACA JUGA: Hadapi UN, Guru Gelar Musyawarah
Permintaan SMPN 28 seolah dianggap suara sumbang belakaBACA JUGA: DPR Soroti Uji Kompetensi Dokter
Bahkan konsekuensi mandi lumpur dan basah kuyup tiap hujan datang pun bagi mereka sudah biasa.Dari jauh nampak gedung berlantai dua dengan megahnya berdiri dikelilingi pagar pembatas halaman yang luas
BACA JUGA: Ribuan Guru Terancam Menganggur
Betapa kagetnya kalau kita mendekati gedung SMPN 28 tersebutApa yang sebelumnya terbayang dibenak kita tentang hiasan danau kecil itu, ternyata hamparan lumpur warna coklat yang menutup seluruh halaman maupun ruang kelasHamparan lumpur tersebut akibat dari terendamnya seluruh area SMPN 28 sampai merendam dalam ruang kelas
Saat Batam Pos (Grup JPNN) mencoba melihat dari dekat apa kegiatan yang dilakukan SMPN 28 pasca terendam banjir seolah tak percayaDikira ada proses belajar mengajar dilantai dasar karena ada suara kegaduhan seperti ada interaksi guru dan muridnya, ternyata tak sesuai dengan gambaran pikiran kitaSuara gaduh tersebut berasal dari siswa dan gurunya yang berusaha membersihkan ruangan kelas dari genangan air bercampur lumpur dan menumpuk bangku kelas agar tak terkena lumpur.
"Seperti ini sudah biasa kami lakukan tiap hujan datangMau gimana lagi, memang kondisi seperti ini sudah ada sejak SMPN ini berdiri," ujar guru SMPN 28, TribandonoMenurut Tri, sebagai guru hanya bisa membantu membersihkan air bercampur lumpur tiap hujan datangHal tersebut rela ia lakukan agar siswa bisa melanjutkan belajarnya
"Terus terang saya sangat bangga punya siswa yang bermental kuat dan pantang menyerah seperti siswa SMPN 28Sebab, tiap kali banjir merendam sekolahan, mereka dengan kompak tanpa kita komandupun ikut melakukan pembersihan kelas dan mengamankan arsip sekolah," katanya.
Semua siswa kemarin terlihat turun tangan semua membantu membersihkan seluruh ruangan dan halaman sekolahDengan peralatan seadanya seperti sekrup kayu dan ember plastik bekas, mereka rela terkena lumpur sekujur tubuhnya dan basah kuyub dalam membersihkan endapan lumpur bercampur air.
"SMPN sini kalau hujan lebat turun, pasti kami besoknya diliburkan proses belajar mengajarnyaSebab waktu belajar kami tersita oleh kegiatan membersihkan lumpur dan airIbaratnya mandi lumpur dan basah kuyub sekujur tubuh ini sudah jadi hal kebiasaan saat banjir merendam SMP ini," ujar siswi SMPN 28 kelas 1A, Anisa Chaoirany.
Sedangkan Rahmia, siswi kelas 1 SMPN 28 mengatakan, hampir seluruh siswa SMPN ini, baju seragam yang dipunyai lebih dari dua pasangSebab dalam satu bulan kata Rahmia, banjir yang merendam SMPN 28 bisa sampai 3-4 kali"Orang tua aku sudah tahu kondisi SMPN 28 iniMakanya mereka selalu menyiapkan baju seragam lebih dari satu," ujarnya.
Kepala sekolah SMPN 28 Mardi, mengatakan kondisi prihatin gedung sekolah ini sudah terlalu lama dibiarkan"Sudah jenuh saya berkirim surat tentang suka duka siswa SMPN 28 mengenai kondisi ruang belajarnya," ujarnyaSiswa SMPN 28 saat banjir melanda ruang kelasnya, banyak yang tak memakai alas kakiMereka kebanyakan hanya memakai sandal sajaBahkan ada dari siswa tersebut tak memakai alas kaki sama sekali.
"Kondisi tersebut, saya maklumi karena memang saat banjir, tak memungkinkan kita pake sepatuSaya masih bersyukur seluruh siswa masih semangat belajar meskipun kondisi ruang kelasnya kebanjiran," kata Mardi dengan mata berkaca-kaca.
Selama Mardi menjadi kepala sekolah SMPN 28, belum ada siswa yang trauma ataupun ketakutan masuk sekolah"Mereka anak-anak yang luar biasa semangat dan kuat," terangnyaMardi menyadari, bahwa letak geografis SMPN 28 memang tak menguntungkan sama sekaliSMPN 28 persis berada disamping tampungan pembuangan air dari perumahan yang ada disekitarnyaApalagi letak bangunannya berada dalam tanah cekungan.
"Banjir pada tiga bulan terakhir ini, merupakan banjir yang paling parahTerparah ya saat inilah," jelasnyaDengan kondisi parahnya SMPN 28 yang tergenang banjir, Mardi khawatir nantinya akan mempengaruhi hasil ujian nasional maupun ujian semester"Saya berterima kasih, karena pihak pemerintah kota Batam sudah mendengar aspirasi dari SMPN 28Mereka telah membangun drainase sekolah meskipun bersifat sementara," katanya.
Namun, Mardi berharap agar pemerintah kota Batam bisa menyelesaikan permasalahan banjirnya SMPN 28 yang tak kunjung tuntas selama 2 tahun dengan membuat dan membuka saluran pembuangan air langsung menuju lautKepala dinas pendidikan Batam kemarin menyarankan kepala sekolah untuk memindahkan semua siswa ke SMUN 3.
"Tengok saja merekaMeskipun kondisi ruang kelas parah, mereka masih berikukuh ingin menempatinyaMereka lebih memilih menempati kelasnya sendiri daripada menumpang ke tempat lain seperti SMU 3," terangnyaSMPN 28 sendiri saat ini menampung seluruh siswanya berjumlah 371Sedangkan tenaga guru dan teknis lainnya sebanyak 28Jumlah ruang kelas yang ada saat ini mencapai 10 ruang kelas belajarMeskipun mereka dilanda kesusahan dalam menempuh belajar, namun mereka tak pernah putus asa(cr6)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Rinra Sempat Mengeluh Sakit Perut
Redaktur : Tim Redaksi