Siswi SMP Didatangi Pria, Teriakan Minta Tolong Tak Ada yang Dengar, Terjadilah

Jumat, 04 September 2020 – 09:42 WIB
Ilustrasi tindak kriminal. Foto: JPNN.com

jpnn.com, BANDUNG - Siswi SMP kelas 3 bernama Detiaputri Liviana, warga Jalan Cicalengka, Antapani, Kota Bandung, menjadi korban pencurian di siang hari.

Saat ditemui di rumahnya, Detiaputri masih terlihat trauma.

BACA JUGA: Detik-detik Driver Gojek Dipukuli Debt Collector, Sampai Kayak Begini, Beringas

Ia hanya dapat ditemui diajak berbincang di balik pintu besi dengan kondisi terkunci gembok.

“Kejadiannya kemarin jam 11 siangan. Yang diambil hp sama uang bekel,” kata Deti, saat ditemui dirumahnya, Kamis (3/9).

BACA JUGA: Senpi Pindah TKP Hingga Bercak Darah yang Janggal Usai Kematian Eks Kepala BPN Denpasar

Ia masih ingat betul pria yang menyatroni rumahnya itu.

“Pria tersebut besar tinggi, kepala plontos. Mukanya enggak kelihatan, karena pakai masker,” jelasnya.

Waktu kejadian itu, ia tinggal di rumah seorang diri.

“Saya ditemani sepupu yang masih kecil. Ayah Deti kesehariannya berdagang susu kedelai keliling. Dua kakak bekerja di salah satu mal di kota Bandung. Kalau ibu merantau ke Jakarta,” jelasnya.

Awalnya Deti mencari hp buat mengerjakan tugas. Pas keluar kamar, dia meliat pelaku sudah di teras rumah sambil memegang hp.

“Jadi saya kaget ada orang, lalu dia nyamperin saya sambil pegang dagu,” terang Deti.

Saat kejadian itu terjadi, ia hanya bisa menangis. “Saya kaget makanya saya nangis, saya berteriak untuk meminta tolong, namun kondisi sekitar rumah sepi,” jelasnya.

Saat itu pelaku hanya memegang kepala korban, lalu beranjak pergi. “Dia enggak bilang apa-apa. Setelah pegang kepala saya, dia langsung pergi,” katanya.

Usai kejadian, dalam kondisi menangis karena ketakutan, korban ke rumah temannya untuk meminta diantar ke tempat dagang sang ayah.

Setelah itu, ayah Deti yang belum dapat diwawancarai karena tengah berdagang di sekitaran pasar Kosambi Bandung, langsung melaporkan kejadian perampokan yang menimpa anaknya itu ke pengurus RT dan RW ditempat mereka tinggal.

“Kalau lapor polisi mah belum,” ucapnya.

Deti mengaku ponsel yang diambil merupakan pemberian ibunya yang tengah merantau ke Jakarta.

Ponsel tersebut, digunakannya untuk sekolah online. Ia masih kebingungan untuk mengerjai tugas dan absen sekolahnya.

“Itu hp belum setahun dikasih mamah. Sekarang pakai hp bapak dulu buat absen sama buat nanya tugas ke teman,” terangnya. (arf/pojoksatu)


Redaktur & Reporter : Rah Mahatma Sakti

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Tag

Terpopuler