Siswi SMP Digarap di Hotel Melati

Sabtu, 01 Februari 2014 – 21:56 WIB

jpnn.com - SIANTAR - Kasubbag Humas Polres Siantar AKP Nuriaman membenarkan penangkapan seorang tersangka pencabulan, MNS, yang juga seorang caleg untuk DPRD Kota Pematangsiantar, pada Kamis (30/1) malam, sekira pukul 23.00 WIB. Pelaku sudah diamankan di Ruang Tahanan Polisi (RTP) Polres Siantar.

Peristiwa pencabulannya sendiri sudah terjadi tahun lalu. Diberitakan Metro Siantar (grup JPNN) sebelumnya, seorang siswi SMP di salah satu sekolah di Kota Pematangsiantar, sebut namanya Bunga (15), mengaku dijebak dan dibius, lalu diserahkan kepada dua pria yang kemudian mencabulinya dalam keadaan tak sadarkan diri di salah satu hotel kelas melati di Kota Pematangsiantar.

BACA JUGA: Cabuli Siswi SMP, Caleg Dibekuk

Mendengar kisah yang dialami Bunga, kedua orangtua korban DS (58) dan S br T (45), mendatangi Polres Siantar, Selasa (11/6) tahun lalu, sekitar pukul 10.00 WIB, untuk mengadukan kejadian yang menimpa putri sulungnya itu.

Ketika menceritakan kisah yang dialami putrinya di Ruang Sentra Pelayanan Kepolisian (SPK) Polres Siantar, S br T menangis emosional. Dia mengecam tindakan yang dilakukan pelaku terhadap putrinya.

BACA JUGA: Anak Dianiaya Ibu Tiri, Ibu Kandung Lapor Polisi

Ibu korban menyebutkan, kejadian itu baru diketahui mereka Senin (10/6) sore, saat anaknya baru pulang ke rumah. Ia menyebutkan, putrinya itu sudah dua hari tak pulang. Setelah didesak, Bunga mengaku dijebak teman sepermainannya yang juga tetangga berinisial OB (16), masih berstatus pelajar SMA.

Bunga mengaku, aksi pencabulan itu terjadi di salah satu penginapan kelas Melati di Kelurahan Bane, Siantar Utara. Mendengar itu, orangtuanya sangat terkejut dan nyaris pingsan. Bunga mengaku bahwa dia tidak mengenal kedua pria yang mencabulinya.

BACA JUGA: Tison: Dia Nantang, Kubacoki Aja

Kejadian itu berlangsung Jumat (18/5) tahun lalu, ketika Bunga berada di rumah dan ditemani seorang temannya berinisial OB. OB Lalu mengutarakan niatnya jalan-jalan. Tapi Bunga menolak dengan alasan cuaca sedang hujan. OB tidak kehabisan akal. Dia lalu meminta Ej (20), anak angkat ibu kandungnya untuk menjemput.

Lalu, sekira 30 menit kemudian, satu unit mobil Daihatsu Terios tiba di halaman rumah Bunga. OB lalu meminta Bunga masuk ke mobil. Meski bingung, Bunga tak banyak tanya dan duduk di bangku depan dekat supir berperawakan tinggi, besar dan berkumis.

Sedangkan Ej, OB dan adik OB berusia 8 tahun dan seorang pria berciri kepala botak tengah (tanpa rambut), kulit kuning langsat dan berpakaian rapi duduk di tengah.

Kemudian mobil melaju ke pusat Kota Siantar. Bunga pun berkenalan dengan kedua pria tersebut. Tak lama kemudian, Bunga ditawarkan air mineral dalam kemasan botol. Dalam hitungan menit setelah minum, Bunga tak sadarkan diri.

“Aku yakin minuman yang kuminum itu sudah dicampur obat-obatan gitu. Makanya aku merasakan pening dan tak sadarkan diri. Begitu aku bangun, sudah berada di salah satu kamar hotel bang. Dan kemaluanku terasa sakit,” kata Bunga, saat ditemui di Mapolres Siantar.

Bunga mengaku kecewa terhadap OB dan Ej karena telah membiarkannya tak sadarkan diri dan dibawa ke kamar hotel. Padahal, sebelum bersama dua pria itu di hotel, dia masih ingat bersama OB, Enjel dan bocah laki-laki tak lain adik kandung OB.

“Setelah dari kamar itu, aku dipulangkan dua bapak-bapak itu menggunakan mobil yang menjemputku. Tapi kulihat si OB dan Enjel itu masih di mobil,” kata Bunga.

Sejak itu, dia memilih bungkam. Begitu pun, Bunga tetap berteman dengan OB dan Ej. Lalu Sabtu (8/6), OB memohon pertolongan padanya untuk bayar uang sekolah sejak Januari lalu yang belum dibayar.

Untuk menutupi biaya uang sekolah itu, OB menyampaikan agar Bunga ditiduri  pria hidung belang dan meminta uang sebesar Rp1,2 juta.

Namun tawaran itu langsung ditolak Bunga. Tak mau kalah, OB mengancam akan memberitahu kepada orangtua Bunga terkait dua pria yang sempat menidurinya di hotel Jalan sebelumnya.

“Aku diancam akan diberitahu pada orangtuaku. Aku takut, tapi tetap menolak menerima tawaran dia (OB),” jelas Bunga lagi.

Bunga merasa ketakutan. Dia pun memilih tidak pulang, meski setiap saat ditelepon ibunya S br T. Selama pelarian itu, Bunga mengaku bersama temannya. Tapi OB tetap mendesaknya untuk membantu melunasi uang sekolah itu.

Dengan rasa takut, Bunga memberanikan diri pulang ke rumah. Setibanya di rumah, dia ditanya ibunya S br T. Karena tak punya alasan kuat, akhirnya dia menceritakan apa yang telah dialaminya. (mag-01/dro/sam/jpnn)

 

BACA ARTIKEL LAINNYA... Foto Mirip Pejabat Mesum dan Kolor Ijo Bikin Heboh


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler