Sita 731 Handphone Milik Napi

Sabtu, 04 Maret 2017 – 21:18 WIB
Penjara. Ilustrasi Foto: dok.JPNN.com

jpnn.com - jpnn.com - Kepala Rutan Kelas I Surabaya (Rutan Medaeng) Bambang Haryanto membeberkan hasil sitaan selama operasi intensif yang dilakukan selama 1,5 bulan.

Operasi itu fokus pada penggeledahan barang yang dilarang masuk ke rutan.

BACA JUGA: Belasan Ribu Napi Diperkenankan Mencoblos Besok

Kegiatan bersih-bersih rutan tersebut memang menjadi atensi Bambang.

Selama Februari, sudah dilakukan sepuluh kali razia. Mereka menyasar seluruh blok.

BACA JUGA: Berkah Imlek, 40 Napi Dapat Remisi Khusus

"Kami usahakan tiap minggu minimal dua kali razia," jelas Bambang.

Pria asal Wonosobo itu menjelas­kan, dalam sekali razia, mereka menyisir 2-3 blok.

BACA JUGA: Ngeri..Napi Terorisme Rakit Benda Mencurigakan

Bergantung jumlah penghuninya. Sebab, mayoritas blok sudah overkapasitas.

"Bergerak saja susah, apalagi kalau digeledah," terangnya.

Beberapa blok yang dianggap paling potensial dirazia beberapa kali.

Misalnya, blok perempuan dan blok penghuni perkara narkoba. Di blok tersebut paling sering disita barang-barang terlarang.
"Di blok perempuan itu, hampir tiap hari kami sita handphone," lanjut Bambang.

Namun, jumlah personel yang dimiliki rutan terbatas. Hanya 20 personel sekali razia.

Dengan demikian, hasilnya juga kurang maksimal. Meski begitu, ribuan barang yang dilarang berhasil disita.

Ada sekitar 400 benda tajam (gunting, pisau, dan gergaji) serta benda terbuat dari logam dan kaca.

Selain itu, ada puluhan pemanas air dan power bank. Termasuk 731 telepon genggam.

"Handphone (HP) ini dianggap sebagai akar dari segala masalah, termasuk narkoba," ungkap Bambang.

Telepon genggam yang disita kemudian dirusak agar tidak bisa digunakan lagi.

Pihak rutan sampai saat ini belum menemukan barang bukti yang paling dicari, yaitu narkoba.

Padahal, itu jadi target utama selama ini.

Bahkan, sepuluh orang yang diduga sebagai bede di dalam rutan sudah dipindahkan.

Mantan Kalapas Kelas II-B Mojokerto itu mengaku heran dengan fenomena tersebut.

Masih ada saja barang terlarang yang bisa masuk.

Padahal, razia terus digiatkan. Sipir juga selalu diingatkan.

"Semua kami waspadai, jangan sampai kecolongan lagi," tegasnya.

Untuk itu, dia berjanji terus menelusuri aliran masuknya barang-barang tersebut.

Adakah peran sipir dalam penyelundupan tersebut. Kalau memang terbukti, pegawai itu akan mendapat tindakan tegas.

"Kemarin yang diduga terlibat narkoba saja sudah kami serahkan juga," tegasnya.

Ribuan barang bukti itu akan dimusnahkan secara serentak pada April. Rencananya dibarengkan dengan Hari Bhakti Pemasyarakatan.

Mengenai keamanan rutan, Bambang menyatakan bahwa saat ini kondisi rutan di Desa Medaeng, Waru, Sidoarjo, itu masih kondusif.

Meski, bulan lalu pihaknya melakukan banyak razia dan sempat melakukan "perombakan" penghuni.

Para penghuni yang dianggap sebagai bandar-bandar di rutan dipindah.

"Alhamdulillah, tidak sampai terjadi kerusuhan," terang Bambang.

Sebab, pihaknya bekerja sama dengan Polda Jatim dan BNNP Jatim. Koordinasi dilakukan secara intens agar ada saling percaya untuk bisa menjaga.

Dengan begitu, polda maupun BNNP memercayai pihak internal rutan untuk melakukan razia.

"Polisi dan BNNP belum merasa perlu masuk, kami masih diberi kepercayaan," imbuhnya.

Selain itu, pihaknya melakukan mapping terlebih dahulu. Fungsi intelijennya berjalan.

Sepuluh napi yang diduga mengendalikan bisnis haram di dalam rutan lebih dahulu dikondisikan.

"Termasuk pegawai yang terindikasi terlibat juga sudah diproses," tegasnya.

Pendekatan secara religius juga dilakukan. Penghuni maupun penjaga diharapkan bisa mendekatkan diri kepada Sang Maha Pencipta.

Dengan demikian, kondisi bisa lebih sejuk dan nyaman. (aji/c10/dos/jpnn)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Lapas Khusus Napi Terorisme Segera Dioperasikan


Redaktur & Reporter : Natalia

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Tag

Terpopuler