Siti Fadilah Supari: Vaksin sebagai Garda Terdepan, Bukan Sekadar Beli

Selasa, 22 Juni 2021 – 09:23 WIB
Mantan Menteri Kesehatan Siti Fadilah Supari. Foto tangkapan layar YouTube Siti Fadilah

jpnn.com, JAKARTA - Mantan Menteri Kesehatan Siti Fadilah Supari mengaku lebih percaya Vaksin Nusantara ketimbang tujuh jenis lainnya yang sudah ditetapkan pemerintah. Yaitu Vaksin Sinovac, AstraZaneca, Pfizer-BioNTech, PT Bio Farma, Novavax, Moderna, dan Sinopharm.

Menurut Siti, Vaksin Nusantara cocok dengan kondisinya yang lansia dan comorbid. 

BACA JUGA: Mencengangkan, Ada 11 Orang sudah Ikut Uji Coba Vaksin Nusantara, Ini Hasilnya

"Saya comorbid yang sangat tidak kompatibel dengan vaksin-vaksin konvensional. Sehingga pilihan saya adalah Vaksin Nusantara," kata Siti Fadilah dalam kanal YouTube pribadinya diunggah baru-baru ini.

Sebelum menentukan pilihannya pada Vaksin Nusantara, Siti mengaku sudah mempelajari betul-betul tentang vaksin tersebut.

BACA JUGA: Dituding Mati-matian Bela Vaksin Nusantara, Dahlan Iskan: Apa Salahnya?

Dia juga melihat hipotesis mantan Menkes Terawan Agus Putranto sangat logis. 

Dan logis itu, kata Siti, tidak cukup logis tetapi harus dibuktikan. Cara membuktikannya dengan uji klinis itu.

BACA JUGA: Duar, Duar! Polisi Berhamburan Keluar, Ada yang Bawa Senpi Laras Panjang dan Pistol

"Makanya saya ikut sebagai sukarelawan. Itu sebagai rasa dukungan saya kepada Dokter Terawan," ucapnya. 

Siti menegaskan, Terawan adalah sosok luar biasa karena mau meneliti sendiri hipotesisnya. Padahal kalau melihat kondisi Terawan sudah happy karena pasiennya sangat banyak. 

Siti mengungkapkan, Dokter Terawan telah bergulat dengan metodologi ilmu tentang vaksin sejak lama. Sayangnya banyak yang berpikir ide Vaksin Nusantara jatuh dari langit. 

"Saya tahu (soal ide vaksin Nusantara) sejak dua tahun lalu," ujarnya.

Siti lantas membandingkan saat dirinya menjadi menkes. Dia selalu menolak vaksin luar karena tidak mau dibohongi asing.

"Saya selalu menjadikan vaksin sebagai garda terdepan tetapi bukan sekadar beli. Vaksinnya harus buatan kita sendiri, diambil dari virus kita, dan diteliti kita sendiri juga," tandasnya. (esy/jpnn)

 

 

Simak! Video Pilihan Redaksi:


Redaktur & Reporter : Mesya Mohamad

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler