jpnn.com, JAKARTA - Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) Siti Nurbaya mengatakan pada tahun ini sebagian masa-masa kritis kebakaran hutan dan lahan (karhutla) sudah terlewati. Namun, kewaspadaan tetap ditingkatkan mengingat bulan krusialnya masih di depan mata.
Hal ini disampaikan Siti dalam sambutannya pada acara launching Sistem Infomasi Karhutla melalui SMS Blast yang dilakukannya bersama Menkominfo Rudiantara di Gedung Manggala Wanabakti, Senayan, Jakarta pada Rabu (4/7).
BACA JUGA: Pemuda Harus Bisa Bangun Daerah Lewat Perhutanan Sosial
Menteri kelahiran Jakarta, 28 Juli 1956 itu teringat pada pengalaman sangat berat ketika pada 2015 karhutla melanda sejumlah provinsi di Sumatera dan Kalimantan. Ketika itu, Presiden Joko Widodo turun langsung ke lapangan, sekaligus memimpin penanganannya.
"Dan saat ini kita rasakan hasilnya selama dua tahun dan masuk tahun ketiga. Ini kita sekarang sudah di bulan Juli, ini bulan mulai deg-degan kita," ucap Siti yang saat itu didampingi Sekjen KLHK Bambang Hendroyono dan jajaran.
BACA JUGA: Pesan Khusus untuk Kepala Balai Besar TN Kerinci Seblat
Namun demikian, bila melihat peta karhutla, di Riau misalnya, ada bagian kritis yang sudah terlewati. Sebab, biasanya pada akhir Maret sampai pertengahan Juni jumlah titik panas maupun api tergolong tinggi di Bumi Lancang Kuning.
"Tapi ini sudah kita lalu. Sekarang masuk Juli dan kita harus waspada. Biasanya puncaknya itu di minggu pertama, kedua September. Itu kenceng-kencengnya hot spotnya," ungkap mantan sekjen DPD RI ini.
Kewaspadaan tetap perlu ditingkatkan karena berdasarkan data yang diperoleh KLHK, sampai awal Juli ini sudah ada sekitar 700an hot spot di Riau. Dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu, telah terjadi kenaikan 180 persen. Meskipun angka itu jauh lebih rendah dibanding periode sama tahun 2016.
BACA JUGA: Bergaya Santai, Menteri Siti Pantau Kebersihan TPS
"Tapi terus menerus kita waspadai. Karena di bulan Juli, masuk Agustus apalagi September cukup rawan," pungkas dia.(fat/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... RI Jadi Tuan Rumah Pertemuan Negara Pemilik Spesies Terancam
Redaktur & Reporter : M. Fathra Nazrul Islam