jpnn.com, JAKARTA - Koordinator Nasional Perhimpunan Pendidikan dan Guru (P2G) Satriwan Salim berharap semua pihak menahan diri untuk bepergian.
Terutama menginjak masa liburan kenaikan kelas, pada akhir Juni sampai awal Juli nanti.
BACA JUGA: Wali Murid Wajib Buat Surat Pernyataan Sebelum Pembelajaran Tatap Muka
Ini disampaikannya mengingat hampir semua sekolah akan melakukan pembagian rapor laporan hasil belajar siswa semester genap pada minggu ini dan minggu depan.
Oleh karena itu P2G meminta para kepala sekolah dan wali kelas membagikannya secara daring saja.
BACA JUGA: Info dari Ridwan Kamil soal Pembelajaran Tatap Muka di Jawa Barat
"Jangan ada sekolah yang memaksa orang tua siswa mengambil rapor secara tatap muka (luring) ke sekolah, mengingat kondisi masih berbahaya," kata Satriwan di Jakarta, Rabu (23/6).
Dia juga berharap seluruh siswa, orang tua, dan guru jangan liburan pada akhir semester, setelah menerima rapor nanti. Syukuran perayaan kenaikan kelasnya cukup di rumah saja.
BACA JUGA: Pelaksanaan Sekolah Tatap Muka, Mas Nadiem Bilang Begini
Satriwan mengatakan, penyebaran Covid-19 makin masif, terutama setelah libur lebaran.
Di beberapa daerah, Covid-19 menyebar dengan sangat cepat dengan positivity rate seluruh Indonesia sekitar 51,62%.
"Angka yang betul-betul mengkhawatirkan," tegasnya. Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) bahkan mencatat proporsi kasus Covid-19 pada anak berkisar 12,5 persen yang berarti 1 dari 8 kasus konfirmasi terjadi pada anak.
“Per-23 Juni 2021 jumlah kasus harian mencapai 15.308 kasus. Angka tertinggi selama pandemi. Gelombang kasus ini masih diperkirakan beberapa minggu ke depan. Kami tidak ingin dunia pendidikan atau sekolah, justru malah memperburuk situasi pandemi ini,” tambah Satriwan.
P2G mendesak para kepala daerah yang masih menyelenggarakan uji coba pembelajaran tatap muka, segera menghentikan uji coba sekolah tatap muka.
Selain itu, daerah yang positivity rate-nya masih di atas 10%, sebaiknya tidak membuka sekolah tatap muka di awal tahun ajaran baru pertengahan Juli 2021 nanti. (esy/jpnn)
Simak! Video Pilihan Redaksi:
Redaktur & Reporter : Mesya Mohamad