Situasi Masih Memanas, Minta PBB Tindak Tegas Israel

Jumat, 21 Juli 2017 – 21:38 WIB
Protes warga Palestina terhadap Israel. Foto: AFP

jpnn.com, JORDANIA - Pemerintah Indonesia turut menyoroti situasi di Kompleks Masjidilaqsa yang terus memburuk, termasuk penembakan terhadap Sheikh Ikrima Sabri, Imam Masjidilaqsa, saat aparat keamanan Israel membubarkan warga Palestina yang berdemo pada Rabu (19/7).

Juru bicara Kementerian Luar Negeri Arrmantha Nasir menyatakan, Indonesia mengecam kejadian itu.

BACA JUGA: Qatar Diboikot, Perdagangan Indonesia Ikut Terdampak

Indonesia juga mengecam sikap Israel yang membatasi akses umat Islam Palestina ke Kompleks Al Aqsa.

"Indonesia mendesak Israel untuk tidak mengubah status quo Kompleks Al Aqsa agar Masjidilaqsa dan The Dome of The Rock bisa diakses semua umat muslim," kata pria yang akrab disapa Tata tersebut pada sesi press briefing di Kemlu.

BACA JUGA: Palestina Kecewa, Trump Tak Singgung Solusi Damai

Pemerintah Indonesia meminta Israel segera memulihkan stabilitas dan keamanan di sana.

Imbauan juga dilayangkan kepada semua pihak agar situasi tidak kian memburuk.

BACA JUGA: Jokowi Hadiri Pembukaan Belt and Road Forum di Beijing

"Kami juga meminta negara-negara OKI dan kawasan untuk memberi pressure kepada Israel," ucap Tata.

Begitu mendengar adanya penembakan di Masjidilaqsa, Menlu Retno L.P. Marsudi langsung menghubungi Menlu Jordania melalui telepon.

Mereka membahas situasi di kawasan tersebut. Retno juga menitipkan pesan kepada raja Jordania yang mempunyai kewenangan merawat Masjidilaqsa.

Sementara itu, penduduk Palestina menyambut seruan Day of Rage Presiden Mahmod Abbas.

Ratusan orang turun ke jalan di Tepi Barat, Jalur Gaza, serta Jerusalem. Tujuan mereka satu, menolak pemasangan kamera pengaman dan mesin pendeteksi logam di Masjidilaqsa.

Sebagian demo berakhir ricuh karena pasukan Israel berusaha mencegah aksi itu meluas.

Di Tepi Barat, massa melakukan aksinya di Ramallah, Bethlehem, Nablus, dan Tubas.

Bentrok terjadi dalam aksi di Ramallah. Penduduk berjalan dari bundaran Yasser Arafat menuju pos pengamanan Israel di Qalandiya.

Itu adalah pos pemeriksaan antara Ramallah dan Jerusalem. Pasukan Israel menggunakan peluru asli saat berkonfrontasi dengan beberapa pemuda Palestina.

Tiga pemuda Palestina tertembak di tubuh bagian bawahnya dan dibawa ke Palestine Medical Center.

Bentrok juga terjadi di sekitar dan dalam Kota Tua Jerusalem.

Imbas dari bentrok tersebut, Lion's Gate yang menjadi gerbang utama tembok sisi timur ditutup sepenuhnya.

Tidak ada orang yang diperbolehkan keluar-masuk. Penjagaan di depan gerbang diperketat.

Aksi protes penduduk Palestina itu bakal terus berlanjut hingga seluruh alat pendeteksi logam yang dipasang di lima gerbang menuju Kompleks Haram Al Sharif dibongkar.

Badan Keamanan Israel (ISA) alias Shin Bet merekomendasi agar pendeteksi logam yang menyakiti perasaan umat muslim itu segera dihapuskan. (Anadolu/AlJazeera/IndependentOnline/sha/and/c20/any/jpnn)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Alhamdulillah! UNESCO Larang Israel Membangun di Jerusalem Timur


Redaktur & Reporter : Natalia

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler