Palestina Kecewa, Trump Tak Singgung Solusi Damai

Rabu, 24 Mei 2017 – 20:13 WIB
Presiden AS Donald Trump dan Presiden Otoritas Nasional Palestina Mahmoud Abbas. Foto: AFP

jpnn.com, BETLEHEM - Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump kembali melanjutkan perjalanan kunjuangan kerjanya.

Dia menempuh perjalanan darat sejauh sekitar 7 kilometer dari Kota Jerusalem menuju Kota Bethlehem kemarin (23/5).

BACA JUGA: Kelelahan di Pesawat, Trump Minta Diganti Ivanka

Pada hari kedua kunjungannya ke Israel, taipan 70 tahun itu menemui pemimpin Palestina Mahmud Abbas.

Sayang, Trump sama sekali tidak menyinggung tentang solusi damai dua negara.

BACA JUGA: Raja Salman Tegur Donald Trump saat Hendak Minum Pakai Tangan Kiri

''Saya sangat berharap Amerika bisa membantu Israel dan Palestina mencapai perdamaian dan memberikan harapan baru bagi rakyat dan kawasan ini,'' kata presiden ke-45 Negeri Paman Sam tersebut dalam jumpa pers bersama Abbas.

Kalimat itu mencerminkan pesimisme Trump. Sebelumnya, dalam pertemuan pertamanya dengan Abbas di Washington, mantan host The Apprentice itu menegaskan dukungan terhadap solusi dua negara.

BACA JUGA: Trump Tiba-Tiba Lupa Kecaman soal Saudi

Tapi, dukungan tersebut tidak ditegaskan lagi kemarin.

''Jika Palestina dan Israel bisa mewujudkan perdamaian, seluruh wilayah Timur Tengah pun akan langsung memulai proses damai,'' ujar Trump.

Suami Melania Knauss itu tidak menyebutkan bentuk bantuan yang bisa diberikan AS dalam mencapai perdamaian.

Meski mengaku siap memprakarsai kembali perundingan damai Israel-Palestina yang jalan di tempat sejak 2014, Trump tidak menyebutkan itu kemarin.

''Trump tidak berbicara tentang hak warga Palestina untuk menentukan nasib mereka sendiri. Yakni dengan mendirikan negara berdaulat. Dia bahkan tidak menyinggung tentang solusi dua negara. Apa yang tidak dia sampaikan dalam lawatan mancanegara perdananya itu membuat rakyat Palestina kecewa,'' papar Hoda Abdel-Hamid, reporter Al Jazeera yang meliput kunjungan Trump di Bethlehem.

Pertemuan singkat Trump dan Abbas itu menjadi sorotan utama rakyat Palestina.

Sebab, mereka menaruh harapan yang sangat besar kepada pemilik Trump Tower tersebut.

Sepanjang rute Jerusalem-Bethlehem, sejumlah spanduk bertulis bapak perdamaian terpasang di tepi jalan.

Sebutan itu merujuk kepada Trump yang sempat diyakini akan memaklumatkan dukungan terhadap solusi dua negara di Bethlehem.

''Ini tidak mudah. Saya sudah pernah mendengar bahwa (perdamaian Israel-Palestina) ini adalah salah satu kesepakatan yang paling sulit dicapai. Tapi, saya punya firasat bahwa tujuan itu akan tercapai. Semoga,'' terang Trump di hadapan media.
Setelah itu, dia meninggalkan Bethlehem dan kembali ke Jerusalem lewat jalur darat.

Kemarin aparat Israel mengawal rombongan Trump dengan pengamanan berlapis.

Sepeninggal Trump, publik Palestina langsung mengkritisi pertemuannya dengan Abbas.

Salah satunya adalah Diana Buttu, mantan penasihat Organisasi Pembebasan Palestina alias Palestine Liberation Organisation (PLO).

Dia menyebut kedatangan Trump ke Bethlehem itu tidak berguna.

''Sudah saatnya dunia mengakhiri arogansi militer Israel di wilayah ini. Dan, Trump tidak mengambil sikap apa pun,'' kritiknya.

Buttu tidak yakin AS tetap mengusung solusi damai dua negara dalam perundingan-perundingan yang konon mereka prakarsai entah kapan.

''Sepertinya, dia tidak akan bisa mengubah kebijakan Israel terhadap Palestina. Kita tidak usah terlalu berharap pemerintahannya bakal melahirkan hal-hal positif,'' tegas perempuan yang berprofesi pengacara itu. (AFP/Reuters/aljazeera/hep/c19/any/jpnn)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Trump Ternyata Grogi Kunjungi Lima Negara


Redaktur & Reporter : Natalia

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler