BACA JUGA: Pasca Lebaran, Penjualan Motor Turun
Meski tim ekonomi pemerintah Minggu (5/10) lalu melaksanakan rapat darurat untuk menenangkan pasar, hal itu terbukti tak efektif meredam kepanikan investor.Di lantai bursa, indeks harga saham gabungan (IHSG) Senin (6/9) terperosok 183,76 (10,03 persen) ke posisi 1.648,73 poin
BACA JUGA: Bursa Indonesia Butuh Insentif
Penurunan indeks di Bursa Efek Indonesia (BEI) itu adalah yang terparah di Asia.Di pasar uang, nilai tukar rupiah pun tak berdaya
BACA JUGA: RI Janjikan Insentif Investasi
Investor ramai-ramai memburu dolar karena khawatir kurs rupiah bakal merangkak ke Rp 10.000.Ketua Badan Pengawas Pasar Modal dan Lembaga Keuangan (Bapepam-LK) Fuad Rahmany mengatakan penurunan IHSG merefleksikan yang seharusnya terjadi saat libur Lebaran sebagai dampak krisis AS’’Karena kita hampir seminggu nggak ada tradingJadi market akan mendiskon awal perdaganganApalagi, yang lain kan sudah pada turun,’’ kata Fuad di Jakarta kemarin.
Bursa regional rata-rata drop 4-5 persenSeperti Hang Seng (Hongkong) melorot 4,97 persen, Nikkei 4,25 persen, dan Shanghai 5,23 persenYang hampir menyerupai kemerosotan IHSG adalah bursa saham Rusia yang terjun 11,55 persen dan Arab Saudi 9,7 persenBahkan, transaksi di bursa Rusia sempat dihentikan sementara (suspend).
Untuk meredam bursa turun lebih dalam, Fuad berjanji akan tegas melaksanakan aturan-aturan pasar modalTerutama larangan naked short selling yang mulai berlaku Oktober ini’’Kita akan beri sanksi tegas,’’ kata FuadNaked short selling atau memperdagangkan saham pinjaman dari sekuritas bisa membuat pasar makin jeblok.
Ini karena pelaku menjual saham yang dipinjam dari sekuritas, kemudian membeli kembali saat harga sedang jatuh dan dikembalikan lagi ke sekuritasKondisi ini membuat pelaku short selling justru bergelimang keuntungan saat dana harga saham sedang turun.
Analis pasar modal Dandosi Matram mengatakan program penyelamatan darurat pemerintah AS masih harus ditunggu implementasinyaProgram tersebut baru efektif berjalan paling cepat tiga bulan mendatangItu pun masih dihinggapi pertanyaan seberapa efektif dana bail out USD 700 miliar bisa memulihkan pasar finansial.
’’Semuanya keluar dari pasarIni yang membuat bursa saham terkoreksi sangat dalam,’’ kata Dandosi kepada Jawa Pos kemarinDandosi mengatakan, masih dibutuhkan waktu untuk melihat seberapa dalam krisis akan berdampak.
IHSG terperosok cukup dalam karena koreksi terakumulasi setelah libur cuti bersama Lebaran”Saat kita libut, bursa-bursa saham regional kan juga turunJadi kita langsung menyesuaikan,” kata Dandosi.
Dandosi mengatakan dana bail out USD 700 miliar hanya akan digunakan untuk membeli surat utang yang macetIni dianggap tidak akan menyelesaikan krisis finansial dengan cepat.
Analis PT BNI Securities Maxi Liesyaputra mengatakan pasar keuangan dunia masih harus menghadapi suasana ketidakpastian. ”Investor menunggu rincian implementasi paket penyelematan oleh pemerintah ASEfektivitas rencana paket penyelamatan juga masih diragukan,” kata Maxi.
Analis PT Optima Securities Ikhsan Bintarto menambahkan penurunan harga minyak yang menembus di bawah USD 90 per barel juga menyebabkan anjloknya sahamDi sisi domestik, faktor yang memengaruhi adalah inflasi September yang tercatat 0,97 persen atau 12,14 persen (yoy)
Ini bakal berpengaruh pada BI rate yang akan ditentukan pada hari ini, dengan perkiraan naik 25 bps ke level 9,5 persen”Kondisi negatif ini membawa psikologis market sehingga terjadi panic selling yang menekan investor pengguna fasilitas margin atau repo,” katanya(sof/oki)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Iklim Industri Kontradiktif
Redaktur : Tim Redaksi