jpnn.com, JAKARTA - Analis politik Pangi Syarwi Chaniago menyebut pernyataan Presiden Joko Widodo (Jokowi) tentang PT Asuransi Jiwasraya (Persero) telah bermasalah sejak sepuluh tahun lalu merupakan hal aneh. Menurut Pangi, keanehan itu bertambah ketika Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani Indrawati (SMI) juga membenarkan pernyataan Presiden Jokowi bahwa BUMN asuransi itu telah bermasalah sejak 2008.
"Merujuk pada pernyataan itu (Jokowi dan Sri Mulyani, red), maka kasus gagal bayar itu bisa disebut bentuk pembiaran atas buruknya manajemen perusahaan milik negara,” ujar Pangi di Jakarta, Jumat (27/12).
BACA JUGA: Cerita Ossy Dermawan soal Respons Pak SBY atas Skandal Jiwasraya
Ipang -panggilan akrabnya- mengatakan, Jiwasraya hingga Agustus lalu tak mampu membayar klaim 17 ribu nasabahnya. Gagal bayar yang terjadi di Jiwasraya itu berpotensi merugikan keuangan negara Rp 13,7 triliun, serta berdampak pada 5,5 juta pemegang polis.
"Jadi, publik layak curiga atas indikasi praktik curang di tubuh Jiwasraya, bahkan patut dicurigai penggerogotan dilakukan oleh aktor-aktor yang berlindung di balik agenda kekuasaan," ucapnya.
BACA JUGA: Skandal Jiwasraya: Jokowi, Sri Mulyani dan Erick Thohir Terbawa-bawa
Karena itu, Ipang mengharapkan kasus Jiwasraya diungkap seterang-terangnya di hadapan publik. Direktur Eksekutif Voxpol Center Research and Consulting itu mengaku tak bisa berharap banyak kepada pemerintah yang telah terbukti berbuat lalai dan terkesan melakukan pembiaran terhadap persoalan yang berlarut di Jiwasraya.
"Apalagi berharap pada menteri BUMN (Erick Thohir, red) yang sibuk dengan urusan ecek-ecek urusan motor (Harley-Davidson) dan sepeda (Brompton) yang nilainya hanya ratusan sampai miliaran rupiah, ditambah lagi dengan adanya bau amis konflik kepentingan sang menteri yang melibatkan perusahaannya," kata Pangi.
Lebih lanjut Pangi mendorong DPR sebagai penyambung lidah rakyat terus bersuara soal skandal Jiwasraya. Menurutnya, potensi kerugian negara dalam skandal Jiwasraya jauh lebih besar ketimbang kasus Bank Century.
"Jika kasus ini dibiarkan berlarut-larut, jangan salahkan jika publik mulai curiga kepada pemerintah yang seolah membiarkan para penjahat bersembunyi di balik kekuasaan dan pemerintah hanya sibuk mengurus persoalan remeh-temeh, tetek bengek yang tidak jelas keuntungannya bagi negara dan bangsa," pungkas Pangi.(gir/jpnn)
Redaktur & Reporter : Ken Girsang