jpnn.com, DILI - Umat ??Katolik Timor Leste menunjukkan dukungan mereka kepada Uskup Carlos Ximenes Belo, tokoh kemerdekaan negara tersebut dan peraih Hadiah Nobel, menyusul tuduhan bahwa dia melakukan pelecehan seksual terhadap anak laki-laki beberapa dekade lalu.
Vatikan kemarin, Kamis (29/9), mengaku telah menjatuhkan sanksi kepada mantan uskup agung Dili itu pada 2020 lalu. Namun, Takhta Suci ketika itu memutuskan untuk tidak mengungkapkannya ke publik.
BACA JUGA: Uskup Belo Disebut Lakukan Pelecehan, Vatikan Diam-Diam Jatuhkan Hukuman
Belo memenangkan Hadiah Nobel Perdamaian pada 1996 lalu atas perannya dalam mengkampanyekan solusi yang adil dan damai untuk kemerdekaan Timor Leste dari Indonesia.
Uskup itu dipuji di dalam dan luar negeri karena keberaniannya dalam menyerukan pelanggaran hak asasi manusia oleh penguasa Indonesia di wilayah yang dulu dikenal dengan nama Timor Timur itu.
BACA JUGA: Uskup Agung Pontianak Merespons Soal Kemelut CU di Kalbar, Simak
Pembangkangan Belo kepada Jakarta membuat dirinya dipandang sebagai sosok heroik. Selain hadiah Nobel, ia juga dianugerahi gelar doktor kehormatan oleh universitas di seluruh dunia, termasuk Yale.
Pihak Konferensi Waligereja Timor mengatakan siap memberi dukungan jika dibutuhkan dalam penyelidikan yudisial yang timbul dari tuduhan tersebut.
BACA JUGA: Paus Fransiskus Perintahkan Uskup Laporkan Kasus Pelecehan Seksual
“Jika ada proses hukum yang dijalankan di Timor Leste, Konferensi Waligereja Timor akan mematuhi dan bekerja sama dengan proses hukum tersebut,” katanya seperti diberitakan Associated Press (AP), Jumat (30/1).
Pejabat pemerintah di Timor Leste, di mana Gereja Katolik memiliki pengaruh yang sangat besar, tidak menanggapi beberapa permintaan komentar pada hari Jumat, setelah Vatikan mengungkapkan sanksi terhadap uskup.
Hanya sedikit orang Timor bersedia bicara soal skandal ini. Namun, mereka yang berbicara semua menyampaikan dukungan untuk sang Uskup.
“Sebagai orang Timor Leste, kami terkejut mendengar berita ini,” kata Naomi Sarmento, seorang Katolik.
“Kami sudah lama mengenal Uskup Belo, orang baik yang telah melakukan banyak pelayanan bagi Tuhan, membantu masyarakat Timor Leste dan menjadi panutan di dunia. Kami akan terus mendukung dan berdoa agar dia tetap sehat dan terus melayani Tuhan.”
Gregoriu Saldanha, yang memimpin Komite 12 November, sebuah organisasi pemuda yang didirikan setelah pembantaian di Santa Cruz selama pendudukan Indonesia di Timor Timur, mengadakan konferensi pers di Dili untuk menyatakan dukungan kepada uskup. Dia mengutip kontribusi Belo untuk negara dan perjuangannya untuk kemerdekaan.
“Kami menerima dan tunduk pada setiap keputusan yang dikeluarkan oleh Vatikan atas tuduhan terhadap Uskup Carlos Ximenes Belo, apakah itu benar atau salah,” kata Saldanha.
Namun, dia menekankan bahwa masyarakat akan tetap berdiri bersama Uskup Belo.
"Karena kami menyadari, sebagai manusia, Belo memiliki kelemahan atau kesalahan seperti orang lain. Jika dia melakukan kesalahan, itu kesalahan pribadinya, tidak ada hubungannya dengan agama.”
Dia menambahkan bahwa jasa Uskup Belo bagi kemerdekaan Timor Leste tidak akan pernah bisa dihapus.
"Belo adalah bagian dari perjuangan kita untuk kemerdekaan. Sebagai pemimpin gereja Katolik, dia telah memberikan dukungan dan solidaritas untuk perjuangan rakyat,” tegas Saldanha.
Ia mengimbau sesama warga Timor Timur untuk tidak menyebarkan “berita negatif” tentang Belo dan berdoa untuknya dan keluarganya, gereja dan masyarakat Timor Timur. (AP/dil/jpnn)
Redaktur & Reporter : M. Adil Syarif