Skenario Politik untuk Persatukan Kadima dan Likud, Usulkan Rotasi PM Israel

Senin, 16 Februari 2009 – 06:46 WIB
JERUSALEM - Skenario politik untuk mempersatukan dua partai terkuat hasil pemilu Israel 10 Februari lalu, Kadima dan Likud, terus bergulirDengan modal raihan kursi terbanyak (28 kursi) -satu kursi di atas Likud-, kalangan internal Kadima menawarkan opsi baru

BACA JUGA: Australia Tangkap Tersangka Penyulut Api

Yakni, rotasi kekuasaan.

Kadima setuju berkoalisi dengan Likud yang dikomandoi Benjamin Netanyahu, asalkan masing-masing pemimpin partai bergantian menduduki jabatan perdana menteri (PM) per dua tahun
''Rotasi adalah permintaan minimum Kadima

BACA JUGA: Obama Sulit Temukan Figur Menteri Perdagangan

Jadi, pemerintahan yang stabil akan menemukan titik cerah,'' kata Avi Dichter, menteri keamanan publik di kabinet yang sekarang berasal dari Kadima, seperti dilansir Agence France Presse kemarin (15/2).

Dichter menambahkan, seandainya Kadima gagal membangun koalisi untuk menguasai mayoritas parlemen, partai berhaluan tengah itu lebih memilih menjadi oposisi
''Harus ada ekuilibrium yang adil di antara kedua partai,'' lanjut Dichter.

Pemimpin Kadima Tzipi Livni belum mengeluarkan pernyataan resmi terkait usul anak buahnya itu

BACA JUGA: Hamas Sepakati Gencatan Senjata

Namun, tadi malam, untuk kali pertama sejak pemilu usai, Livni menggelar rapat umum internal partaiNamun, secara tersirat, menteri luar negeri di kabinet Olmert itu menyatakan tak akan mau bergandeng tangan dengan Netanyahu.

''Saya pernah menjadi nomor 2Kalau saya kembali di posisi itu, berarti saya tak mengalami kemajuan,'' katanya.

Di tempat terpisah, PM Ehud Olmert kurang setuju dengan usul rotasi kekuasan tersebutBaginya, jika Kadima memang ingin ''menang'', sebaiknya memilih menjadi oposisiOlmert yang juga mantan ketua Kadima meyakini bahwa pergerakan politik pada akhirnya nanti menjatuhkan pemerintah bentukan NetanyahuSaat itulah Kadima mendapatkan kemenangan sebenarnya yang dia maksudkan.

Sabtu malam lalu (14/2) Presidan Shimon Peres telah bertemu dengan Livni dan Netanyahu secara terpisah di kediamannya di Beit HanassiMenurut sumber internal Likud, Peres telah meminta Netanyahu untuk menjalin koalisi dan membentuk pemerintahan baruKarena itu, tutur sumber tersebut, Netanyahu segera bertemu dengan Livni untuk menjajaki koalisi.

''Presiden telah memercayakan dia untuk membentuk pemerintahanNetanyahu akan bertemu dengan Livni sebelum ketua partai lain dan meminta dia bergabung,'' ujar sumber internal Likud seperti dilansir harian Israel Jerusalem Post.

Partai Likud dalam pernyataan resminya Sabtu malam mengatakan, amat disayangkan jika Livni tak mau bergabung dengan pemerintah persatuan nasional yang dipimpin Netanyahu''Livni seharusnya mengesampingkan kepentingan politik demi kepentingan nasional,'' bunyi pernyataan tersebut.

Hasil pemilu memang menempatkan Kadima di posisi puncakNamun, secara keseluruhan, partai berhaluan kiri-tengah pimpinan Kadima kalah suara dibandingkan dengan partai berhaluan kanan pimpinan LikudBila ditotal, perolehan kursi golongan kiri-tengah hanya 44Sedangkan sayap kanan memperoleh 65 kursi di antara total 120 kursi di Knesset alias parlemen IsraelKonstitusi Israel menggariskan, bila ada koalisi partai yang menguasai setengah plus satu atau 61 kursi parlemen, ketua partai pemilik kursi terbanyak di koalisi tersebut secara otomatis menjadi PM.

Menyoal gencatan senjata antara Hamas dan Israel, Olmert menegaskan bahwa pihaknya baru akan sepakat kalau serdadu Israel Gilad Shalit dibebaskan HamasShalit ditawan Hamas pada Juni 2006Namun, permintaan tersebut, tampaknya, sia-siaSebab, menurut seorang petinggi Hamas, Shalit mungkin sudah tewas saat invasi 22 hari Israel laluDia disebut tewas bersama sekitar 1.300 korban warga Gaza.(ape/ttg)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Netanyahu Calon Kuat PM Israel


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler