Skotlandia Gagal Merdeka, Salmond Mundur

Minggu, 21 September 2014 – 22:55 WIB
DOYAN SELFIE: First Minister Alex Salmond bersama pendukung Skotlandia merdeka. Foto: EPA

jpnn.com - EDINBURGH – Referendum Skotlandia mengubah karir politik Alex Salmond. Jumat waktu setempat (19/9) politikus 59 tahun itu mengumumkan pengunduran dirinya dari dua jabatan yang dipangku. Yakni, first minister dan ketua Partai Nasional Skotlandia (SNP).

Salmond mengaku kalah setelah hasil referendum Skotlandia pada Kamis (18/9) berpihak pada kubu no yang menolak merdeka. Lantaran gagal mewujudkan cita-citanya untuk berpisah dari Inggris Raya, pemimpin politik tertinggi Skotlandia tersebut lantas meletakkan jabatannya. Bukan hanya satu jabatan, tetapi dua. Rencananya, pengunduran diri Salmond itu berlaku efektif per November.

BACA JUGA: Karena ISIS, 45 Ribu Kurdi Suriah Mengungsi ke Turki

Setelah pengumuman hasil referendum Jumat malam, Salmond mengimbau kubu yes untuk menerima kekalahan mereka. Tetapi, dia berharap kubu yes tidak berhenti mengupayakan kemerdekaan.

’’Bagi saya yang seorang pemimpin, waktu saya sudah hampir habis. Tetapi, bagi Skotlandia, kampanye (kemerdekaan) akan terus berlanjut dan mimpi kami tidak akan pernah usai,’’ paparnya dalam jumpa pers di Kota Edinburgh.

BACA JUGA: Gara-Gara ISIS, Turki jadi Tujuan Pengungsi Kurdi

Dalam kesempatan tersebut, Salmond juga mengucapkan terima kasih kepada sekitar 1,6 juta warga Skotlandia yang memilih merdeka. Sebab, meski tidak menang, mereka telah menjadi bagian dari proses demokrasi paling akbar di Eropa. Bahkan, tingkat partisipasi para pemilih sangat tinggi. Menurut kabar, angka kehadiran pemilih mencapai sekitar 84,6 persen.

Di tempat terpisah, Ratu Elizabeth II diam-diam mengikuti jalannya referendum. Begitu panitia pemilihan mengumumkan kemenangan kubu no, pemimpin Kerajaan Inggris itu angkat bicara. Dia meminta dua kubu beda kepentingan di Skotlandia tersebut bisa tetap saling menghormati.

BACA JUGA: Wartawan Korut Kirim Berita Asian Games Lewat Fax

Dia berharap referendum tidak akan membuat masyarakat Skotlandia terbelah atau malah berkonflik. ’’Meski ada berbagai pendapat yang berbeda, kita semua masih punya satu kesamaan, yakni kecintaan pada Skotlandia,’’ ungkap tokoh 88 tahun tersebut.

Dia optimistis masyarakat Skotlandia tetap bersatu, sama seperti hasil referendum yang memilih tetap bersatu dengan Inggris Raya. Saat ini pun Ratu berada di rumah musim panasnya di Balmoral, sisi timur laut Skotlandia.

Sementara itu, Perdana Menteri (PM) Inggris David Cameron mulai mewujudkan janjinya untuk Skotlandia. Dia bakal mengubah konstitusi dan memberikan lebih banyak wewenang bagi empat wilayah pembentuk Inggris Raya. Yakni, Skotlandia, Irlandia Utara, England, dan Wales. ’’Semua ini akan membuat Inggris Raya menjadi lebih federal,’’ kata Tony Travers, pengamat dari London School of Economics. (AP/AFP/CNN/hep/c15/ami)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Skotlandia Batal Merdeka, Catalunya Terus Berjuang


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler