SMF Patok Salurkan Pinjaman Rp 5,7 Triliun

Selasa, 28 Februari 2017 – 10:21 WIB
Ilustrasi. Foto: JPNN

jpnn.com - jpnn.com - PT Sarana Multigriya Finansial (SMF) menjalin kerja sama dengan bank pembangunan daerah (BPD).

Kolaborasi itu untuk menyalurkan kredit perumahan bagi masyarakat berpenghasilan rendah (MBR).

BACA JUGA: Perbankan Dinilai Main Aman Dalam Penyaluran Kredit

Kredit itu diharapkan meningkatkan penyediaan rumah di daerah.

Direktur Utama SMF Ananta Wiyogo menyatakan, selama ini belum banyak BPD yang menyalurkan KPR.

BACA JUGA: Kembangkan Pertanian, 3 Bank BUMN Dapat Kredit Khusus

Padahal, kebutuhan perumahan di daerah-daerah cukup besar.

Selain itu, BPD lebih memahami karakteristik masyarakat di daerah.

BACA JUGA: Penyaluran Kredit Perbankan Tembus Rp 400 Triliun

Selama ini, SMF menyalurkan dana pada pasar pembiayaan primer perumahan ke 12 bank umum.

Di antara 12 bank tersebut, sepuluh di antaranya merupakan BPD.

Di antaranya, Bank Nagari (BPD Sumbar), BPD NTB, BPD Kalsel, dan BPD Bali. Enam BPD lain segera menyusul.

Selain itu, SMF menyalurkannya kepada bank syariah dan perusahaan pembiayaan.

’’Peluang perusahaan pembiayaan nonbank untuk membiayai perumahan sangat besar,’’ jelasnya.

SMF sudah bekerja sama dengan tiga perusahaan pembiayaan.

Yakni, MNC Finance, Finansia Multifinance, dan Ciptadana Multifinance.

Sinergi dengan BPD, lanjut Ananta, bisa meningkatkan volume KPR melalui program refinancing KPR BPD.

Selain itu juga memfasilitasi penerbitan EBA melalui program sekuritisasi dengan underlying KPR BPD.

’’Proyeksi kami, penyaluran pinjaman melalui BPD dapat meningkat jadi 20 persen dari sebelumnya 17 persen,’’ tuturnya.

Tahun ini, SMF menargetkan penyaluran pinjaman Rp 5,7 triliun.

Data laporan keuangan unaudited 2016 menunjukkan bahwa BUMN di bawah Kementerian Keuangan itu telah menyalurkan pinjaman Rp 5,64 triliun.

SMF juga telah melakukan kegiatan sekuritisasi dari penerbitan efek beragun aset berbentuk surat partisipasi (EBA-SP) sebesar Rp 1,5 triliun.

Target sekuritisasi tahun ini sekitar Rp 3,5 triliun yang dilakukan secara bertahap. SMF melakukan pengaturan setiap aset yang dijual ke pasar modal.

Karena itu, kualitas asetnya harus terbaik dan tidak ada yang macet.

’’Biasanya, karena rumah pertama, jarang terjadi gagal bayar,’’ ungkapnya. (res/c14/noe) 

BACA ARTIKEL LAINNYA... OJK Likuidasi BPR di Sidoarjo


Redaktur & Reporter : Ragil

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Tag
perbankan  

Terpopuler