Snapask Berambisi Jadi Pemimpin Dalam Teknologi Pendidikan di Asia

Selasa, 03 Maret 2020 – 23:25 WIB
Timothy Yu, Pendiri sekaligus CEO Snapask. Foto: Humas Snapask

jpnn.com, JAKARTA - Snapask, sebuah startup berkembang pesat yang berfokus pada teknologi pendidikan telah membuat terobosan besar di Asia termasuk Hong Kong, Taiwan, Singapura, Malaysia, Indonesia, Thailand, Jepang, dan Korea Selatan sejak awal 2015.

Pada tahun 2020, Snapask berhasil mencatatkan rekor pendanaan yang mencapai hampir 700 miliar rupiah (US$50M), termasuk dana segar sebesar Rp487 miliar (US$35M) yang dipimpin antara lain oleh Asia Partners dari Singapura dan Intervest dari Korea Selatan.

BACA JUGA: Vatikan Dukung IBM dan Microsoft Soal Aturan Teknologi AI

Timothy Yu, Pendiri sekaligus CEO Snapask, mengatakan bahwa suntikan dana terbaru ini akan digunakan untuk mengukuhkan bisnis Snapask di Asia Tenggara, khususnya di Vietnam, yang kian menjadi pasar yang berpotensial untuk produknya, dan Singapura, yang rencananya akan digunakan sebagai kantor pusat regional di kawasan Asia Tenggara.

Perusahaan ini juga akan fokus pada pengembangan produk analitik untuk mempromosikan teknologi pembelajaran mandiri dan berbasis konten video.

BACA JUGA: Grab Akan Kontribusi Teknologi Tercanggih di Ibu Kota Baru

Nick Nash, Co-Founder yang juga Managing Partner dari Asia Partners, menjelaskan Snapask merupakan manifestasi akan fokus Asia Partners dalam mengurangi kesenjangan pertumbuhan pendanaan modal untuk perusahaan teknologi di Asia Tenggara.

Perusahaan telah menunjukkan kinerja yang kuat di pasar Hong Kong, Taiwan, dan Singapura dan berhasil melakukan ekspansi di pasar negara berkembang seperti Indonesia terus berfokus kepada pertumbuhan berkelanjutan dengan alur profitabilitas yang jelas.

BACA JUGA: Mendagri Minta Anak Buahnya Lebih Piawai Manfaatkan Perkembangan Teknologi

“Diposisikan sebagai merek teknologi pendidikan terkemuka di Asia yang mempromosikan pembelajaran mandiri, Snapask membuat dampak revolusioner pada sektor pendidikan dengan mengembangkan minat siswa untuk belajar secara swadaya melalui cara mengajukan pertanyaan yang bisa difasilitasi oleh bantuan tutor berkualitas, yang bisa terhubungkan secara instan dan personal melalui sistem Snapask,” katanya belum lama ini.

Untuk diketahui, Snapask, sebuah mobile app yang memungkinkan siswa untuk mengajukan pertanyaan dengan snapshot dan kemudian mencocokkannya dengan tutor dalam hitungan detik untuk memiliki sesi pembelajaran one-on-one yang cepat.

Didirikan pada 2015, Snapask telah melayani lebih dari 3 juta siswa dengan lebih dari 350,000 guru di 8 wilayah Asia - Hong Kong, Taiwan, Singapura, Malaysia, Indonesia, Thailand, Jepang, dan Korea. Terlepas dari aplikasi, Snapask juga mengembangkan solusi B2B dengan teknologi AI untuk menyediakan sumber belajar yang dipersonalisasi melalui big data analysis.(fri/jpnn)


Redaktur & Reporter : Friederich

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler