jpnn.com, JAKARTA - Director Snapcart Indonesia Astrid Williadry menyebut program afiliasi sebagai salah satu strategi ampuh para pemain e-commerce, karena secara tidak langsung membantu trafik kunjungan ke platform mereka sendiri.
"Gencarnya pertarungan para pemain e-commerce membawa popularitas program afiliasi makin naik daun belakangan ini," ujar Astrid melalui siaran pers, Kamis (13/7).
BACA JUGA: Ekspansi Bisnis, Kimia Farma Apotek Kembali Buka 15 Outlet dan Bidik Pasar E-Commerce
Dia menuturkan bahwa program itu tidak hanya membantu para pelaku bisnis meningkatkan penjualan dan jangkauan pasar yang lebih luas, tetapi juga turut melahirkan tren dan profesi-profesi baru yang memonetisasi digital.
Program afiliasi kini dimanfaatkan sebagai medium untuk menghasilkan pendapatan tambahan yang minim risiko, ditambah faktor fleksibilitas waktu dan dapat bekerja di mana saja.
BACA JUGA: Dahlan Iskan: untuk Melahirkan UU Kesehatan Tidak Perlu 1.000 Kali Rapat
Walaupun di masa lalu, pemasaran afiliasi hanya menjadi peluang eksklusif bagi para selebritis dan influencer berskala besar, tetpi sekarang semua orang bisa memiliki tautan afiliasi cukup bermodalkan akun media sosial.
Namun, berkat e-commerce setiap orang dibebaskan berkreasi menciptakan konten dari beragam kategori produk, dari fashion dan beauty, gaya hidup, rumah tangga, makanan dan minuman, hingga elektronik tanpa batas.
BACA JUGA: Korupsi Pertambangan Nikel di Konawe Utara Merugikan Negara Rp 5,7 Triliun, Wow
Astrid menilai persaingan e-commerce dalam menghadirkan program afiliasi bakal makin menarik. "Ketertarikan masyarakat terhadap tren affiliasi, menjadikan tren ini sebagai masa depan yang menjanjikan," tuturnya.
Dia lantas memaparkan penelitian Snapcart terkait 'Potensi Program Afiliasi dalam Peta Persaingan E-commerce' terkini dengan metode online.
Riset ini melibatkan 500 responden yang sudah berpartisipasi dan pernah merasakan komisi dari program afiliasi di e-commerce dengan rentang usia 19-35 tahun ke atas dan tersebar di berbagai area di Indonesia.
Berdasarkan hasil survei, kondisi peta persaingan program afiliasi saat ini dapat terlihat melalui jawaban responden bahwa Shopee Affiliate Program kini memimpin pasar.
"Sebanyak 59 persen dari pesanan yang datang berasal dari link Shopee Affiliate Program, sehingga dapat dikatakan sebagai program afiliasi dengan pangsa pasar jumlah nilai transaksi tertinggi (share of orders) dibandingkan para pesaingnya," tuturnya.
Astrid menyebut data itu jauh melampaui para pesaing lainnya, yakni TikTok Affiliate Program (27%), dilanjutkan Tokopedia Affiliate Program (11%), dan Lazada Affiliate Program (2%).
Hal-hal yang menjadi pendorong utama yang langsung berpengaruh terhadap pangsa pasar jumlah nilai transaksi terdapat pada tiga indikator utama.
1. Berdasarkan indikator Top Of Mind (TOM) atau program afiliasi yang paling diingat, Shopee Affiliate Program juga berhasil menduduki peringkat pertama (69%), mendominasi dari pesaing lainnya Tiktok Affiliate Program (16%), dan Tokopedia Affiliate Program (12%), sedangkan Lazada Affiliate Program (2%).
2. Pada indikator Brand Used Most Often (BUMO) atau program afiliasi yang paling sering digunakan, 70% memilih Shopee Affiliate Program, TikTok Affiliate Program (16%), Tokopedia Affiliate Program (12%), dan Lazada Affiliate Program (2%).
3. Melalui indikator Program Afiliasi dengan Komisi Paling Menguntungkan, lebih dari setengah responden (68%) memilih Shopee Affiliate Program, mengungguli Tiktok Affiliate Program (17%), Tokopedia Affiliate Program (12%), dan Lazada Affiliate Program (2%).
"Melalui performa yang baik, program afiliasi ini dapat membawa dampak bagi seluruh ekosistem sebuah platform e-commerce," ucap Astrid.(fat/jpnn)
Redaktur & Reporter : M. Fathra Nazrul Islam