jpnn.com, TUAL - Pengamat kepolisian Bambang Rukminto menyebut Polri harus tegas dan tidak boleh membiarkan insiden di Tual, Maluku, Minggu (28/7) malam, tanpa menjatuhkan sanksi kepada anggota yang terlibat.
"Apa pun alasannya, sanksi disiplin harus dikenakan untuk mereka yang terlibat," kata Bambang melalui layanan pesan, Selasa (30/7).
BACA JUGA: Bentrok Brimob dan Polantas di Tua Viral, Kombes Aris Aminullah Ungkap Hal Ini
Dia mengatakan Divpropam Polri wajib membuka penyelidikan untuk menelisik penyebab bentrok antaranggota kepolisian di Tual.
"Menyatakan bahwa antara Brimob dengan satuan polisi lain baik-baik saja itu hanya mengingkari masalah, yang berujung pada tidak terpecahkannya solusi untuk perbaikan ke depan," kata Bambang.
BACA JUGA: Mabes Polri & Polda Maluku Usut Bentrokan Brimob dan Polantas di Tual
Dia sendiri menyatakan konflik antara anggota kepolisian seperti di Tual pernah terjadi pada periode 2000 ketika pasukan Brimob menyerang Mapolres Kediri Kota.
"Tahun 2015 juga pernah terjadi di Bima, NTB, dan Binjai, Sumut," kata Bambang.
BACA JUGA: 2 Kelompok Bentrok Rebutan Lahan di Kembangan, Ada yang Bawa Samurai
Dia mengatakan indikasi bentrok anggota kepolisian biasanya disebabkan keberpihakan salah dan stigma buruk terhadap satuan di mata masyarakat.
Misalnya, kata Bambang, stigma buruk satuan kepolisian tertentu diterima personel Brimob yang kemudian mengajak kawan-kawan membela rekan.
"Terlepas dari itu, sebagai sesama penegak hukum, seharusnya lebih mengedepankan hukum yang berlaku daripada melakukan kekerasan yang berujung keresahan masyarakat dan gangguan Kamtibmas. Ego sektoral dan korsa yang dipahami secara keliru tentu tak bisa dibiarkan," kata dia.
Sebelumnya, pasukan Brimob dan anggota dari Polres Kota Tual di depan Gereja Maranatha, Kota Tual, Maluku pada Minggu (28/7) malam.
Bentrokan itu mengakibatkan umat kristiani yang beribadah malam di Gereja Maranatha panik lantaran bentrok diwarnai suara bunyi tembakan.
Para umat kristiani tak bisa keluar dari gereja karena bunyi tembakan dan warga sekitar juga berlindung di rumah masing-masing.(ast/jpnn)
Redaktur : Budianto Hutahaean
Reporter : Aristo Setiawan