Soal Dualisme PSMS, Begini Pernyataan Edy Rahmayadi, Keras Sekali

Sabtu, 13 Juli 2019 – 03:30 WIB
Edy Rahmayadi usai pertemuan dengan pengurus, suporter PSMS di Gedung Bina Graha, Jumat (12/7). Foto: Nina Rialita/pojoksatu

jpnn.com, MEDAN - Gubernur Sumatera Utara, Edy Rahmayadi meradang ketika mendengar terjadinya dualisme di tubuh PSMS Medan. Dia menegaskan pihak yang mengklaim logo PSMS saat ini untuk tidak mengganggu tim berjuluk Ayam Kinantan tersebut.

“Logo itu milik sesepuh PSMS. Milik rakyat Sumut. Bukan milik perorangan. Sudah final PSMS milik rakyat Sumut,” tegasnya dalam pertemuan dengan suporter, pengurus dan mantan pemain PSMS di Gedung Bina Graha Pemprovsu, Jalan Diponegoro, Jumat (12/7/2019).

BACA JUGA: Nasib Mamadou Diallo Semakin tidak Jelas di PSMS

BACA JUGA: Gubernur Kepri Ditangkap KPK, Politkus NasDem: Berhentilah Sinetron OTT

Edy menjelaskan PSMS sudah ada sejak lama, sehingga aneh jika ada yang mengklaim PSMS. “Ini aneh sekarang, ada orang yang melaporkan ke Polda Sumut. Bahwa PSMS ini punya dia. Ampun, Kapolda Sumut saya beritahu itu. Hei, Kapolda, saya sejak TK sudah dibawa ayah saya nonton ke Teladan, saya lahir tahun 1961, PSMS lahir 1950, dari dulu sudah dipakek (logo) itu,” jelasnya.

Edy pun menyentil suporter yang tidak beriak melihat situasi PSMS saat ini. “Yang heran, kalian (suporter) diam. Suporter mandul kau!” tegasnya.

BACA JUGA: Gurning Minta Al Hadji Bisa Kontrol Emosi di Lapangan

Dia membandingkan sikap Bobotoh dan Bonek yang berani bertindak ketika klubnya diganggu. Dia mengisahkan saat Kongres PSSI di Bali, dia didatangi Bonek. Sempat merasa terkepung, Edy mengaku berhasil membubarkan kerumunan Bonek saat itu.

“Akhirnya Persebaya masuk ke Liga 1, PSMS masuk Liga 2, eh Persebaya tetap jaya, PSMS tersungkur. Kalian (suporter) begini terus, untuk apa kalian bikin (komunitas suporter)?” jelasnya.

BACA JUGA: Liga 2 2019: Hampir Semua Sponsor PSMS Medan Mundur, Termasuk Indomie

BACA JUGA: Geledah Rumah Dinas Gubernur Kepri, KPK Temukan Kardus Berisi Uang, Totalnya Wow Banget!

Edy yang juga Ketua Dewan Penasehat PSMS ini meminta suprter kawal tim dan klub kebanggaan Kota Medan. “Kaulah (suporter) yang memiliki PSMS ini, kawal yang benar,” ujarnya.

Mantan Ketua Umum PSSI ini menyatakan rela siapapun yang ingin jadi Ketua Umum PSMS, sepanjang benar-benar mau mengurus klub ini.

“Siapapun yang mau jadi Ketua Umum PSMS kuresmikan. Kenapa? Karena PT itu samaku. Tak usah ribut-ribut. Hari ini kau minta tapi yakin mau besarkan itu, panggil notaris, tanda tangan. Ada yang mau pegang PSMS, sujud syukur saya. Tapi serius ya, jangan main-main. Kalau main-main kasihan sekali PSMS, kebanggaan Sumut,” jelasnya.

Edy pun membantah tudingan banyak orang yang menyebutnya gila jabatan. “Kenapa PSMS tidak saya serahkan, karena PSMS di hatiku. Jangan main-main, saya tendang kau ganggu PSMS. Karena aku cinta sama PSMS. Jangan main-main kalian,” ungkapnya.

Dia mengatakan lebih mudah melepaskan jabatan Ketua Umum PSSI, daripada melepaskan PSMS. “PSSI kukasihkan, makan kau! Kalau PSMS, jumpa dulu kita. Siapa mau jadi ketua, bersumpah di depanku. Kukasihkan. Karena tak cukup juga waktuku. Kalau ini kukasihkan mendadak, blek. Habislah ini,” ucapnya.

“Terus kekmana siapa yang punya PSMS ini? Rakyat Sumut, Medan atau Kadispora? Kalaulah diiyakan pengadilan, PSMS milik siapa? Kok sekarang ada orang macam-macam sama PSMS, kau (suporter) diam?,” tanyanya di hadapan suporter yang hadir di lokasi.

Dalam pertemuan ini, selain suporter juga hadir perwakilan klub PSMS yang menyarankan agar ada pertemuan Edy juga 40 klub. Namun, Edy tampaknya tak terlalu merespon hal tersebut.

Dia menyatakan semua pihak agar jangan berpikir jadi Ketua PSMS itu banyak uang, melainkan 40 klub disarankannya ikut membantu membiayai PSMS.

BACA JUGA: Kunjungi Jatim, Caketum PSSI Terus Gerilya Mencari Dukungan

“Kalau kau sayang sama PSMS, beri bukan minta. Pikirannya pegang PSMS itu untung, untung darimana? Jangankan PSMS. Jadi Ketua PSSI satu sen pun tak mendapatkan itu. Malah rugi, demi Tuhan ini. Berdosa kalau saya salah ngomong,” pungkasnya.

Seperti diketahui, persoalan dualisme PSMS terjadi saat kubu PT PeSeMeS Medan lewat Komisaris Utamanya, Syurki Wardi melayangkan laporan ke Polda Sumut terkait penggunaan logo yang digunakan PSMS yang berlaga di Liga 2 yang memakai PT Kinantan Medan Indonesia dan terdaftar di PT Liga Indonesia Baru (LIB) sebagai kontestan kompetisi.

Saat ini, manajemen PSMS PT Kinantan Medan Indonesia, berbagai sponsor, operator Liga PT LIB, Plt Ketum PSSI sudah dimintai keterangan oleh Polda Sumut. Kasus ini telah membuat sponsor tarik diri dari PSMS Liga 2.(nin)

BACA ARTIKEL LAINNYA... PSMS Medan Sukses Raih Poin Penuh di Markas PSPS Pekanbaru


Redaktur & Reporter : Budi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler