jpnn.com, JAKARTA - Anggota DPD RI Fahira Idris meminta pemerintah khususnya Kemenkes untuk menyampaikan informasi secara berkala terkait hepatitis akut yang menyerang anak-anak.
Fahira mengatakan Kemenkes perlu menggunakan semua saluran informasi untuk menyampaikan informasi terkait hepatitis akut agar masyarakaat meningkatkan kewaspadaannya atas ancaman penyakit yang masih misterius ini.
BACA JUGA: Soal Temuan Kasus Hepatitis Akut Misterius, Legislator PKS Merespons, Tegas
"Peningkatan kewaspadaan perlu dilakukan setelah WHO menyatakan Kejadian Luar Biasa (KLB) pada kasus hepatitis akut yang menyerang anak-anak di Eropa, Amerika dan Asia," kata Fahira Idris dalam siaran pers pada Jumat (6/5).
Menurut Fahira, penyakit yang sedang melanda dunia ini dan belum diketahui penyebabnya itu diduga telah masuk ke Indonesia. Hal itu etelah stiga anak dilaporkan meninggal dunia diduga akibat terinfeksi penyakit hepatitis akut misterius ini.
BACA JUGA: Erwin Astha Tegaskan Belum Ada Hepatitis Akut di Jatim
Senator dari Provinsi DKI Jakarta ini mengungkapkan kewaspadaan masyarakat perlu dibangun karena menjadi strategi pencegahan yang efektif agar penyebaran penyakit ini tidak meluas.
"Makin sedikit kasus yang terjadi makin baik agar penanganan pasien yang diduga hepatitis akut bisa maksimal," ujar Fahira.
BACA JUGA: Wabah Hepatitis Akut di Jatim, Komisi IX Minta Kemenkes Lakukan Ini
Dia menyebut pada momen masih libur lebaran saat ini, ada kemungkinan banyak masyarakat yang belum update soal kasus hepatitis akut yang menyerang anak-anak di berbagai belahan dunia.
Oleh karena itu, Fahira menganggap penting bagi Pemerintah terutama Kemenkes untuk terus mengupdate perkembangan atau temuan baru soal hepatitis akut ini agar masyarakat makin waspada.
Selain itu, pemerintah juga harus terus menyosialisasikan gejala-gejala dan tips pencegahan agar anak-anak terhindar dari penyakit yang masih belum diketahui penyebabnya ini.
"Perlu sosialisasi langkah atau tindakan yang harus dilakukan jika ada anak kita bergejala hepatitis akut," ujar Fahira Idris.
Menurut Fahira, langkah penting yang juga perlu ditempuh Pemerintah dan pemerintah daerah adalah memastikan semua fasilitas kesehatan bahkan hingga di level paling bawah misalnya puskesmas aware terhadap kasus hepatitis akut.
"Jika ada pasien terutama anak-anak yang menunjukkan gejala misalnya mual, muntah, diare berat, demam, kuning, kejang dan penurunan kesadaran harus segera mendapat perhatian ekstra dan langsung dirujuk ke fasilitas kesehatan yang lebih besar dan lengkap misalnya rumah sakit. Kesigapan ini penting karena makin cepat ditangani maka anak-anak yang diduga mengidap hepatitis akut bisa tertolong,” ujar Senator Fahira yang juga seorang pemerhati anak ini.
Sebagai informasi, sejak WHO mengumumkan secara resmi hepatitis akut sebagai KLB, jumlah laporan kasus penyakit ini terus bertambah.
Tercatat lebih dari 170 kasus dilaporkan oleh lebih dari 12 negara. WHO pertama kali menerima laporan pada 5 April 2022 dari Inggris Raya mengenai 10 kasus Hepatitis Akut yang tidak diketahui etiologinya (Acute Hepatitis of Unknown aetiology) pada anak-anak usia 11 bulan-5 tahun pada periode Januari hingga Maret 2022 di Skotlandia Tengah.(fri/jpnn)
Redaktur & Reporter : Friederich Batari