Soal Keamanan e-Materai, Ini Penjelasan dari Pengamat Komunikasi Digital

Rabu, 28 Agustus 2024 – 20:52 WIB
Ilustrasi e-Materai. Foto tangkapan layar website PERURI

jpnn.com, JAKARTA - Berkat inovasi teknologi, materai saat ini tidak hanya dalam bentuk fisik tetapi juga ada versi digital atau e-materai.

Lantas bagaimana keamanannya? Pengamat komunikasi digital dari Universitas Indonesia (UI) Firman Kurniawan mengatakan materai digital sudah sangat aman.

BACA JUGA: Cara Beli e-Materai untuk Pendaftaran CPNS 2024 Sore Ini, 7 Dokumen Wajib

Hal itu berkat tiga lapis pengamanan yang disiapkan oleh Badan Siber dan Sandi Negara (BSSN).

Sistem tersebut dirancang untuk memastikan integritas dan kerahasiaan data pengguna.

BACA JUGA: 5 Berita Terpopuler: Tak Banyak Pelamar PPPK 2023, Konon Masih Terkendala e-Materai, Ini yang Terjadi

“Jadi sebetulnya materai digital itu sudah sangat aman. Ada tiga lapis pengamanan yang disiapkan oleh BSSN. Badan Sandi dan Cyber National itu mereka sudah melapisi keamanan digitalnya,” kata Firman saat dihubungi ANTARA di Jakarta, Rabu.

Namun, menurut dia penting untuk tetap waspada ketika membeli materai digital, karena adanya risiko phishing dan social engineering (rekayasa sosial).

BACA JUGA: Alasan Fraksi PKS Tolak Kenaikan Tarif Bea Materai menjadi Rp10 ribu

Sebagai contoh, meskipun sistem internet banking sudah sangat aman dengan enkripsi yang membuat data sulit diakses oleh pihak tidak berwenang, beberapa pihak kreatif membuat situs web yang menyerupai situs resmi bank.

Pengguna yang kurang teliti bisa saja memasukkan nomor akun dan password di situs palsu, yang kemudian digunakan untuk mencuri data mereka.

“Jadi tipsnya ialah harus sangat memperhatikan sampai detil, supaya kita tidak kehilangan kata pribadi. Tadi kan juga disebutkan terkait dengan enkripsi tadi ya, dan teknologi keamanan,” ungkap Firman.

Guna menghindari risiko ini, penting bagi pengguna materai digital untuk memeriksa dengan seksama tampilan dan alamat situs penyedia materai.

Pastikan perbedaan kecil seperti domain dan ejaan tidak diabaikan. Misalnya, situs resmi mungkin menggunakan domain ".id" atau ".com" dengan ejaan yang benar, sedangkan situs palsu bisa meniru dengan sedikit variasi dalam alamatnya.

Enkripsi berperan krusial dalam menjaga kerahasiaan data selama transmisi.

Ketika data dienkripsi, informasi tersebut diubah menjadi format acak yang sulit dibaca oleh pihak ketiga, sehingga meskipun data tersebut diintersepsi, informasi yang dapat diambil tetap tidak terstruktur dan tidak berguna.

Secara teknis, e-materai sudah sangat aman, namun pengguna harus tetap waspada terhadap potensi rekayasa sosial. Meski teknologi enkripsi sangat efektif, kelengahan sosial dan ketidakcermatan dalam memilih situs dapat membuka celah bagi penipuan.

Oleh karena itu, pengguna harus selalu memeriksa dengan cermat sebelum memasukkan informasi pribadi mereka ke situs yang tidak dikenal. (ant/jpnn)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Puluhan Ribu Materai Palsu Dicetak di Senen, Negara Rugi Rp 3 Miliar


Redaktur & Reporter : M. Rasyid Ridha

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler