jpnn.com, SULAWESI TENGGARA - Kepala Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi (Disnakertrans) Sulawesi Tenggara Saemu Alwi menuturkan kehadiran smelter di Kawasan Industri di Konawe telah berhasil menyerap tenaga kerja lokal di Sultra hingga mencapai belasan ribu.
“Sebelum ada industri ini jelas tidak ada serapan yang 11 ribu itu. Kalau kita bicara tentang serapan yang ada sekarang pasti besar manfaatnya. Tentu ada perbedaannya,” terang Alwi dalam keterangannya, Rabu (16/6).
BACA JUGA: Mengintip Geliat Ekonomi di Kawasan Industri Nikel Konawe
Keberadaan PT Virtue Dragon Nickel Industry (VDNI) dan PT Obsidian Stainless Steel (OSS) di Kawasan Industri Konawe tersebut juga turut menciptakan transfer teknologi dari tenaga kerja asing (TKA) ke pekerja lokal.
Hal ini bertujuan untuk mengembangkan kemampuan sumber daya manusia lokal yang bekerja di perusahaan tersebut.
BACA JUGA: Bamsoet Keluarkan Peringatan Dini soal 500 TKA China ke Konawe
“Di sana ada ahli teknologi, dan setiap TKA itu didampingi dengan tenaga kerja Indonesia. Sehingga pada saatnya nanti pekerjaan-pekerjaan itu bisa dilimpahkan pada pekerja Indonesia. Kemudian yang kedua itu ada juga yang disekolahkan sampai ke China untuk jenis jabatan pekerjaan tertentu,” tambahnya.
Menurut Alwi, perusahaan telah memenuhi prosedur dan aturan yang berlaku. Pihaknya sudah menerima surat dari Kementerian Ketenagakerjaan Republik Indonesia melalui Direktorat Jenderal Pembinaan Penempatan Tenaga Kerja dan Perluasan Kesempatan Kerja per 7 April 2020. Surat tersebut menyetujui Rencana Penggunaan Tenaga Kerja Asing (RPTKA) untuk bekerja di Konawe.
BACA JUGA: Soal Kedatangan 500 TKA Asal China, Begini Sikap Forkopimda
“Intinya adalah menyampaikan ke pemerintah daerah Sulawesi Tenggara bahwa Kementerian Ketenagakerjaan itu telah mengeluarkan RPTKA untuk kedatangan kurang lebih 500 TKA itu. Dengan rincian itu 200 itu untuk VDNI dan 300 untuk OSS. Itu surat kami sudah terima,” tandasnya.(chi/jpnn)
Redaktur & Reporter : Yessy