jpnn.com - JAKARTA - Pengamat energi nasional Hendrajit menilai Presiden Joko Widodo (Jokowi) berkepribadian ganda dalam membuat keputusan menaikkan harga bahan bakar minyak.
Dalam konteks Trisakti, Jokowi harusnya memprioritaskan anggaran pro rakyat. Tapi di sisi lain dia terjebak konsensus Washington dalam skema neoliberalisme yang menitahkan kepada kepala-kepala negara untuk menafikan anggaran kebutuhan publik seperti kesehatan dan pendidikan.
BACA JUGA: Desak Pecat Rini, Menteri BUMN Dirangkap Susi
"Nah, Jokowi menyiasati itu pakai realokasi subsidi dari BBM ke sektor-sektor itu. Artinya dia pada dasarnya tetap patuh pada neolib, dia mengorbankan sektor BBM yang memang seharusnya disubsidi," kata Hendrajit dalam diskusi bertajuk Bola Panas BBM di Cikini, Jakarta Pusat, Sabtu (15/11).
Rencana pemerintah yang akan menaikkan harga BBM menurut Hendrajit, jelas akan menimbulkan efek domino terhadap masyarakat.
BACA JUGA: Effendi Simbolon Minta Jokowi Copot Rini
Terutama kenaikan 9 bahan pokok yang dipastikan tidak bisa dibendung. Sehingga opsi menaikkan harga BBM menurut Hendrajit tidak tepat.
"Tidak tepat karena ini satu jalan pintas yang justru pada saat yang sama menafikkan prioritas yang lebih penting. Yaitu memberantas mafia subsidi BBM baik di tingkat hulu, pengadaan.(Fat/jpnn)
BACA JUGA: Rini Soemarno Disebut Sedang Siapkan Skenario Ambil Alih Kewenangan Jokowi
BACA ARTIKEL LAINNYA... TNI Pecat Prajurit yang Salurkan Amunisi ke Kelompok Bersenjata
Redaktur : Tim Redaksi