jpnn.com - JAKARTA- Mantan Menteri Perhubungan Emil Salim mempertanyakan proyek kereta cepat Jakarta-Bandung yang masih diusung Menteri BUMN Rini Soemarno saat ini. Menurut Emil, proyek itu tidak feasible secara ekonomi.
"Mengapa pakai dana pinjaman Tiongkok untuk proyek yang tidak hasilkan valuta asing, ada ketidakcocokan, dana pembiayaan antara valuta asing dengan rupiah loan," kata Emil, Sabtu (24/10).
BACA JUGA: Menteri Husin: Rusia Berminat Investasi untuk Bisnis Perkapalan
Menteri Perhubungan era Presiden Soeharto itu menjelaskan, pola business to business yang diterapkan bakal percuma. Sebab, sejatinya yang terlibat bisnis itu ialah Badan Usaha Milik Negara (BUMN), yang modalnya merupakan kekayaan-negara yang dipisahkan. Menurutnya, itu sama saja dengan tetap menggunakan uang negara.
"Sehingga bila ada kerugian business dalam usaha kereta cepat maka risiko bisnis harus ditanggung BUMN yang pemegang sahamnya adalah negara atau pemerintah," imbuhnya.
BACA JUGA: Para Pemilik Angkot, Bersiaplah Sambut Aturan Baru Kemenhub Ini
Emil juga mempertanyakan alasan Rini bisa menyingkirkan kebijakan Menteri Perhubungan Ignasius Jonan. Sebagaimana diketahui, Jonan tidak mengutamakan proyek kereta cepat.
Menurutnya, jika kemudian ada kesulitan keuangan, persaingan antarmoda transportasi kereta cepat dengan sarana angkutan kereta-api dan angkutan jalan raya justru secara makro merusak sistem perhubungan Jakarta dengan Bandung.
BACA JUGA: Bu Mega Puji Kebijakan Ekonomi di Era Jokowi, Menurut Anda?
"Menteri mana yang bertanggunjawab? Jika ada kecelakaan kereta cepat Jakarta-Bandung, menteri siapa yang bertanggungjawab?" tegasnya. (flo/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Kopi dan Coklat Indonesia Tembus Pasar Afrika
Redaktur : Tim Redaksi