jpnn.com - jpnn.com - Anggota Komisi III DPR Nasir Jamil menilai penanganan para nara pidana (Napi) di lembaga pemasyarakatan (Lapas) cukup dilema antara peraturan dan perasaan.
“Saya ingin katakan bahwa mengelola Lapas itu seperti apa yang dikatakan Soetan Batugana, ngeri-ngeri sedap. Ngerinya kalau ketahuan dan sedapnya kalau gak ketahuan,” kata Nasir Jamil saat diskusi bersama Ahli Hukum Pidana UI, Akhiar Salmi dengan tema “Napi Pelesiran, Kok Bisa?” di Media Center DPR RI, Kompleks Parlamen, Jakarta, Kamis (9/2).
Nasir melihat ada dilemma dalam pengelolaan Lapas. Sebab antara peraturan dan perasaan oleh petugas Lapas sering berkecamuk. “Kalau terlalu ketat gak enak juga kalau pakai perasaan nanti kebablasan. Semua ini karena komunikasi yang sudah terjalin dengan baik, kira-kira begitulah kita bilang,” katanya.
BACA JUGA: Setelah 35 Tahun, RUU Kebudayaan Bakal Disahkan
Dengan hubungan yang terjalin dengan baik ini mengakibatkan saling memanfaatkan. Ini terkadang ada yang izin sehari pulang atau P4 (pergi pagi pulang petang). Ada juga sms yakni sehari malam saja.
“Ada juga yang lama dan ini terjadi karena sulitnya membedakan antara peraturan dan perasaan sehinga terjadi seperti ini,” katanya.(fri/jpnn)
BACA JUGA: Tinggalkan Perusahaan Beken, Kini jadi Bos di Penjara
BACA JUGA: Lapas Rusuh, Polisi Bersenjata Dikerahkan
BACA ARTIKEL LAINNYA... Tindak Tegas Penyebar Berita Bohong
Redaktur & Reporter : Friederich