jpnn.com, JAKARTA - Ketua Majelis Syura PKS Salim Segaf Al Jufri menyebut beberapa partai politik memang tengah menjalin kedekatan menyambut Pilpres 2024. Namun, sejauh ini belum ada yang mendeklarasikan koalisi.
Hal itu dikatakan Salim Segaf saat ditanya tentang kelanjutan Koalisi Semut Merah yang sempat digalang PKS dan PKB.
BACA JUGA: Ada Cerita Begini tentang Mas Bechi Jombang, Jangan Kaget
Sebab, PKB justru menunjukkan kemesraan dengan Gerindra setelah gagasan membentuk Koalisi Semut Merah itu disampaikan ke publik.
"Kalau partai-partai lain pasti punya strategi, memang Partai A dekat dengan Partai B, cuma yang jelas belum deklarasi, kan," kata Salim Segaf ditemui usai menghadiri acara Tabar 1,5 Juta Paket Kurban di kantor DPP PKS, Jakarta Selatan, Senin (11/6).
BACA JUGA: Gubernur Anies Sumbang Hewan Kurban ke DPP PKS, Sampai Kirim Dua SapiÂ
Mantan Mensos RI itu mengatakan rencana pembentukan poros politik masih cair selama belum ada deklarasi dari partai-partai untuk berkoalisi pada Pilpres 2024.
"Selagi belum deklarasi, bisa berubah-ubah. Jadi, yang dekat bisa berjauhan dan yang jauh bisa dekat lagi, kemudian yang dekat bisa bubar. Semua bisa terjadi," ujar Salim Segaf.
BACA JUGA: Ada Doktrin tentang Cinta di Ponpes Ayah Mas Bechi
Namun, dia memastikan PKS tetap bergerak mencari mitra koalisi menyambut Pilpres 2024.
Partai yang berdiri pada 1998 itu sadar perlu rekan koalisi untuk bisa mengusung Capres-Cawapres 2024.
"Kalau komunikasi jalan terus. Jadi, dengan semua partai kami lakukan, tetapi sekali lagi masih sekadar komunikasi, belum sampai pada titik untuk deklarasi," ungkapnya.
Salim Segaf tidak memungkiri bahwa PKS bersama NasDem dan Demokrat membentuk tim kecil demi mewujudkan poros politik pada Pilpres 2024.
Hanya saja, pembicaraan tim kecil hanya tataran teknis. Belum finalisasi untuk berkoalisi pada Pilpres 2024.
"Tim kecil, berarti orang-orang kecil yang di sana, berarti bukan level di atas." ujar Salim Segaf lalu tertawa. (ast/jpnn)
Kamu Sudah Menonton Video Terbaru Berikut ini?
Redaktur : M. Fathra Nazrul Islam
Reporter : Aristo Setiawan