Soal Omnibus Law, Seperti ini Sikap INSA

Selasa, 03 Maret 2020 – 22:52 WIB
Ketua INSA Carmelita Hartoto. Foto IST

jpnn.com, JAKARTA - Indonesian National Shipowners' Association (INSA) berharap omnibus law Cipta Kerja  akan mendorong iklim bisnis pelayaran nasional semakin berdaya saing.

Ketua Umum DPP INSA Carmelita Hartoto mengatakan omnibus law yang terkait sektor pelayaran nasional cukup memberikan jalan bagi pelayaran nasional untuk semakin berdaya saing.

BACA JUGA: Carmelita Hartoto Dipercaya Kembali Pimpin INSA

“Kini kita perlu bersabar menunggu bagaimana proses omnibus law ini di DPR,” katanya, Selasa (3/3).

Hingga saat ini publik memberikan beragam respon omnibus law Cipta Kerja, meski saat ini regulasi masih berproses di DPR.

BACA JUGA: Carmelita Hartoto Pemegang Sah Merek INSA

Beragam respon itu juga tidak terkecuali ditujukan terhadap sektor pelayaran yang dimuat di omnibus law Cipta Kerja.

Respon publik terhadap omnibus law di sektor pelayaran, kata Carmelita, boleh dilihat sebagai suatu hal yang baik sebagai bentuk perhatian publik terhadap sektor pelayaran nasional.

BACA JUGA: RUU Omnibus Law, Menteri Siti: Usaha yang Melanggar Standar, Bisa Kena Sanksi

Namun menurut dia, respon itu sebaiknya diutarakan setelah proses omnibus law Cipta Kerja di DPR selesai . 

“Karena saat ini kan masih berproses. Baiknya kita menanti saja dulu proses dan produk regulasi ini nantinya seperti apa," tuturnya.

Adanya perubahan pasal 158 draft RUU Cipta Kerja/ omnibus law sektor pelayaran yang banyak mengundang respon publik, sebenarnya tidaklah signifikan.

Di dalam RUU Cipta Kerja/ omnibus law, perubahan hanya pada pasal 158 ayat 2 butir a; di mana perubahannya yaitu kapal yang dapat didaftarkan dengan ukuran tonase kotor tertentu. 


Ini berubah dari sebelumnya di mana kapal yang bisa didaftarkan dengan ukuran tonase kotor sekurang-kurangnya GT 7 (tujuh gross tonnage).

Sedangkan pada pasal 158 ayat 2 butir b dan c tetap sesuai Undang-undang No 17 tahun 2008 tentang Pelayaran.

“Artinya, perubahan pada pasal 158 tidak seperti informasi yang beredar selama ini dan menurut kami informasi itu kurang tepat,” kata Carmelita.(chi/jpnn)


Redaktur & Reporter : Yessy

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler