jpnn.com, JAKARTA - Mantan Kadiv Hubungan Internasional Polri Irjen Napoleon Bonaparte mengimbau kepada siapa pun yang terlibat dalam penembakan di rumah dinas Irjen Ferdy Sambo untuk bersikap kesatria dan mengakui perbuatannya.
Menurut dia, terungkap atau tidaknya masalah ini sangat tergantung pada kepemimpinan Polri yang jujur.
BACA JUGA: Kasus Baku Tembak di Rumah Ferdy Sambo, Irjen Napoleon: Penyidik Biasa Saja Bisa Mengungkapnya
"Gentle, jangan cemen karena ada korban," kata Napoleon seusai sidang lanjutan kasus dugaan penganiayaan di Pengadilan Negeri (PN) Jakarta Selatan, Kamis.
Dia meminta masyarakat untuk tetap mendukung Polri terkait insiden penembakan yang menewaskan Brigadir Nofryansah Yosua Hutabarat alias Brigadir J.
BACA JUGA: Masyarakat Toraja Dukung Polri Usut Kasus Adu Tembak di Rumah Ferdy Sambo
"Tolong, publik tetap dukung institusi Polri," ujar Irjen Napoleon.
Dia menyambut baik langkah yang diambil Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo dengan menonaktifkan Irjen Ferdy Sambo, Kapolres Jakarta Selatan Kombes Budhi Herdi Susianto, dan Kepala Biro Pengamanan Internal Brigjen Hendra Kurniawan berkaitan dengan kasus kematian Brigadir J.
BACA JUGA: 3 Poin Pernyataan Kombes Leonardo si Pengantar Peti Brigadir J, Ada soal Tuduhan Karopaminal
Namun, dia mengingatkan bahwa penonaktifan sifatnya hanya sementara.
"Begini, nonaktif sementara itu beda dengan diganti, nonaktif sementara masih bisa kembali. Jadi, mari kita pantau terus kasus ini perkembangannya sampai ke mana," ujar Napoleon.
Penembakan antaranggota Polri terjadi di rumah Irjen Ferdy Sambo di Kompleks Polri Duren Tiga Nomor 46, Pancoran, Jakarta Selatan, Jumat (8/7) pukul 17.00 WIB.
Brigadir J, Ajudan Drive Caraka (ADV) Istri Kadiv Propam Polri tewas ditembak Bharada E, ADV Kadiv Propam Polri. (antara/jpnn)
Redaktur & Reporter : Rah Mahatma Sakti