jpnn.com, JAKARTA - Mantan Ketua MPR Prof Amien Rais sempat menyinggung soal Papua dan Papua Barat dalam seminar bertajuk "Menyoal Rencana Pemindahan Ibu Kota Negara" di Kompleks Parlemen, Jakarta, Selasa (3/9).
Menurut Amien, persoalan di Papua sebenarnya dikelilingi dan didukung oleh tekanan dipmolasi internasional. Sayangnya, rezim melihatnya seolah tidak terjadi apa-apa.
BACA JUGA: Fadli Zon Mengkritik Jokowi soal Papua: Ini Pemerintah atau Pengamat Politik?
BACA JUGA: Istri Kabur Sehari setelah Nikah, Khoirul Anwar Nekat Ajak Siswi SMP Ngamar, Sudah 10 Kali
"Jadi lihat ya, ini Papua sesungguhnya kita sudah surrounded and supported by diplomatic international pressure, tetapi sepertinya enggak ada apa-apa. Malah ada petinggi, saya lupa namanya, (bilang) kalau enggak ada gejolak, bukan Papua dong, enggak apa-apa gejolak. Ini kan menghina," kata Amien.
BACA JUGA: Saran Bang Neta Buat Kapolri Terkait Penanganan Papua
"Saya tidak tau, rezim ini apa bisa bertahan? Saya akan meramal enteng-entengan. Sebuah rezim kalau sampai ke titik jenuh, ajal, pasti juga akan ajal. Sepertinya loh. Sepertinya ini tidak begitu lama lagi. Kecuali kalau cepat berbenah diri," lanjut Amien disambut tepuk tangan peserta seminar.
Tokoh 75 tahun itu kemudian mengatakan bahwa di Papua itu ada tokoh berpengaruh namanya Filep Karma, lulusan Fisipol Universitas Sebelas Maret. Pemilik nama lengkap Filep Jacob Samuel Karma itu menikah dengan perempuan Jawa dan memiliki dua orang anak.
BACA JUGA: Edo Kondologit: Jangan Sampai Masalah Papua Usik Keberagaman Indonesia
"Ini sekarang pengaruhnya luar biasa, seperti tidak terdeteksi. Dia dikatakan seperti Mandela-nya Papua. Seperti Mahatma Gandhi Papua. Martin Luther King Papua, karena powernya sangat besar. Dia mengatakan pokoknya kami merdeka titik, tetapi nonviolence," jelas Amien.
Untuk itu, deklarator Partai Amanat Nasional (PAN) itu dalam waktu dekat berencana mengadakan sebuah forum membahas soal Papua. Sebab, dia tidak ingin Bumi Cendrawasih lepas dari Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI).
"Jangan pernah kita biarkan Papua dan Papua Barat lepas karena ditangani secara amatiran. Saya khawatir, mudah-mudahan tidak terjadi. Kalau sampai Papua lepas, kira-kira ada efek domino luar biasa. Nanti Aceh juga ingin, Negara Pasundan juga ingin, Negara Batavia dan Banten jadi satu. Kemudian wassalamualaikum, ya toh," sebut tokoh Muhammadiyah itu.
BACA JUGA: Todong Kepala Korban Pakai Pistol Mainan, Polisi Gadungan Jadi Kayak Begini
Oleh karena itu dia mendoakan pemerintahan Joko Widodo alias Jokowi bisa berhasil mengatasi berbagai persoalan bangsa. Kalaupun gagal, maka itu menurutnya takdir dari Allah SWT.
Terkait pemindahan ibu kota negara, Amien menyatakan tidak usah pindah karena itu mengada-ada.
"Tidak mungkin lah (pindah ibu kota). Tadinya Esemka akan jadi mobnas ternyata enggak ada apa-apanya. Tunggu, besok ekonomi meroket, ternyata mendelep. Kemudian, dolar sepuluh ribu ternyata, sudah lah," tandas Amien.(fat/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Moeldoko Ungkap Alasan Presiden Jokowi Belum Turun ke Papua
Redaktur & Reporter : M. Fathra Nazrul Islam