Soal Praktif Mafia Logistik, Moeldoko: Harus Kita Setop!

Kamis, 27 Oktober 2022 – 19:12 WIB
Kepala Staf Kepresidenan Moeldoko. Foto: Humas KSP.

jpnn.com, JAKARTA - Kepala Staf Kepresidenan (KSP) Moeldoko mengajak semua pihak terkait bekerja sama memberantas praktik korupsi mafia logistik.

Moeldoko menegaskan pentingnya reformasi tata kelola di pelabuhan sebagai etalase Indonesia dan pintu masuk utama perdagangan internasional ekspor-impor.

BACA JUGA: Moeldoko Sebut Senjata yang Dibawa Perempuan Bercadar Jenis Rakitan

“Apabila tidak efektif dan efisien, apalagi koruptif, pelabuhan dapat menimbulkan ekonomi biaya tinggi. Ujungnya, masyarakat dirugikan karena mendapat barang lebih mahal,” ucap dia.

Moeldoko menyampaikan istilah mafia pelabuhan kurang tepat diberikan atas tidak efektifnya kawasan pelabuhan.

BACA JUGA: Moeldoko Singgung Politik Identitas Saat Menerima Anugerah Doktor HC

Menurut dia, yang ada yakni mafia logistik, karena para oknum bermain dari sektor hulu hingga hilir.

"Kurang tepat kalau orang mengatakan ada mafia pelabuhan yang menyebabkan tidak efektif dan koruptif, yang tepat ialah mafia logistik, karena semua bermain dari hulu sampai hilir. Ini harus kita setop, lewat Stranas PK,” dia menambahkan.

BACA JUGA: Moeldoko Imbau Kepala Daerah Tiru Kepemimpinan Presiden Jokowi

Menurut laporan Bank Dunia pada 2018, biaya logistik Indonesia sangat tinggi mencapai sekitar 23 persen dari produk domestik bruto (PDB).

Tingginya biaya logistik ini dipicu oleh beberapa faktor, salah satunya birokrasi dan layanan di pelabuhan laut yang belum sepenuhnya terintegrasi dan tumpang tindih.

Hal itu menjadi celah terjadinya praktik suap, pungli, dan korupsi.

Melalui kerja tim Stranas PK, beberapa aksi reformasi pelabuhan yang telah diterapkan, di antaranya digitalisasi tata kelola pelabuhan melalui penggunaan aplikasi Phinisi yang datanya ter-interoperabilitas ke sistem Inaportnet.

Selain itu, perbaikan sistem trucking, single billing, dan bongkar muat untuk mempercepat waktu sandar (port stay) dan cargo stay juga telah dilakukan.

“Saya pikir aksi-aksi perbaikan tata kelola di 14 pelabuhan sudah berjalan dengan baik."

"Misalnya, port stay di beberapa pelabuhan seperti Belawan, Makassar, Ambon dan Tanjung Priok turun dari 3 hari menjadi 1 hari. Selain itu, proses bongkar muat yang kapasitas semula hanya 8-10 TEUs/crane per jam, menjadi 35-40 TEUs/crane per jam,” ungkap Moeldoko.

Selain itu, penguatan pengawasan dan layanan aduan pungli di pelabuhan harus diperkuat dan responsif, sehingga celah korupsi bisa ditekan sampai pada tahap minimal.

Berdasarkan Peraturan Presiden Nomor 54 Tahun 2018, Stranas PK merupakan instrumen bagi kementerian/lembaga dan pemerintah daerah dalam melakukan aksi pencegahan korupsi di Indonesia.

Tim Stranas PK sendiri terdiri atas KPK, Kantor Staf Presiden, Kementerian PPN/Bappenas, Kementerian PAN-RB dan Kementerian Dalam Negeri. (antara/jpnn)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Moeldoko: IMF Ibaratkan Titik Terang Saat Dunia Dilanda Kegelapan


Redaktur & Reporter : M. Rasyid Ridha

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler