jpnn.com, JAKARTA - Politikus PDIP Hendrawan Supratikno berkomentar soal prediksi koalisi partainya dengan Gerindra versus Golkar-NasDem di Pilpres 2024.
Menurut dia, saat ini masih terlalu dini untuk membuat prediksi apa pun terkait Pilpres.
BACA JUGA: Ketua DPD PDIP Tegaskan Keputusan Capres dan Cawapres di Tangan Bu Mega
"Jadi kami tidak boleh berperan sebagai pengamat. Soal-soal koalisi, Pilpres dan lain-lain, masih jauh, sehingga tidak ada urgensi kami untuk mengulasnya," ujar Hendrawan kepada wartawan, Kamis (4/11).
Hendrawan menuturkan, kader PDIP tidak bisa berspekulasi dan berimajinasi terkait politik.
BACA JUGA: DPC PDIP Jaksel Gelar Pelatihan IKM, Peserta Dapat Buku Resep Warisan Soekarno
Semua kader harus taat asas dan disiplin terhadap perintah partai.
"Kalau kami di partai harus taat asas dan disiplin, hanya bicara apa yang diputuskan partai," ujarnya.
BACA JUGA: SBY Menderita Kanker Prostat, Sekjen PDIP: Kami Mendoakan Beliau Lekas Sembuh
Sebelumnya, pengamat politik Gun Gun Heryanto melihat kemungkinan tiga poros di Pemilihan Presiden 2024.
Di antaranya poros PDIP-Gerindra melawan Golkar-NasDem.
Gun Gun melihat dari pergerakan aktor-aktor partai politik yang memiliki kecenderungan akan terdapat tiga poros di Pilpres.
Kemungkinan, poros pertama akan diisi PDIP dan Gerindra. Poros kedua, NasDem, Golkar, dan PKS.
Sedangkan poros ketiga akan diisi oleh partai-partai menengah, seperti PKB, PPP, PAN, dan Demokrat.
Gun Gun mengatakan, poros pertama akan mencalonkan pasangan capres Prabowo Subianto dan cawapres Puan Maharani.
"Secara chemistry tidak ada masalah Prabowo dan Mega. Kedua, akan diinisiasi oleh Golkar dan NasDem. Golkar akan menjadikan Airlangga sebagai kandidat yang didorong. Entah itu RI 1 atau RI 2," ucap Gun Gun saat dikonfirmasi, Rabu (3/11).
Gun Gun menambahkan, Airlangga bisa dipasangkan dengan sejumlah kepala daerah yang memiliki tingkat keterpilihan cukup tinggi.
Seperti Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan, Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo, dan Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil.
"Ini akan jadi pertimbangan poros kedua, yang dimotori Golkar dan NasDem. Karena masih butuh 1 partai lagi, kemungkinan ada di PKS. Makanya kalau kita lihat beberapa komunikasi intens. Tapi masih dinamis," tutur Gun Gun.
Sedangkan, poros ketiga akan dimotori oleh partai-partai tengah. Namun, menurut Gun Gun, butuh sosok atau figur kuat yang bisa diterima oleh semua partai.
"Yang paling penting soal skema masing-masing partai, keuntungan untuk kekuasaan di kemudian hari," ucap Gun Gun. (dil/jpnn)
Redaktur & Reporter : Adil