Soal Rapid Test Berbayar, Gus Jazil: Jangan Tambah Lagi Beban Masyarakat

Rabu, 24 Juni 2020 – 18:17 WIB
Wakil Ketua MPR RI, Dr. H. Jazilul Fawaid. Foto: Humas MPR RI

jpnn.com, JAKARTA - Wakil Ketua MPR Jazilul Fawaid menanggapi informasi yang beredar mengenai masyarakat yang melakukan rapid test dengan mengeluarkan biaya.

Politikus dari PKB ini berharap agar Gugus Tugas Covid-19, Kementerian Kesehatan, dan lembaga yang terkait dengan penanganan pandemi Covid-19 memperhatikan masalah ini.

BACA JUGA: Jazilul Fawaid: Pemerintah Harus Ciptakan Lapangan Kerja Bagi Para Pahlawan Devisa

“Masyarakat sekarang berada dalam kondisi susah sehingga jangan dibebani lagi dengan biaya-biaya yang lain,” ujar Jazilul Fawaid kepada wartawan, Jakarta, 24 Juni 2020.

Pria yang akrab dipanggil Guz Jazil itu heran, sebelumnya memang pemerintah memberi bantuan kepada masyarakat berupa sembako guna menghadapi masa PSBB, namun selanjutnya dalam masalah rapid test, masyarakat kok dikenai biaya.

BACA JUGA: Kemenag Terbitkan Protokol Kesehatan di Pesantren, Jazilul Fawaid MPR Bilang Begini

“Kemarin diberi sembako tetapi sekarang disuruh membayar rapid test,” kata pria asal Pulau Bawean, Kabupaten Gresik, Jawa Timur, itu keheranan.

Kondisi yang terjadi tersebut membuat Jazilul Fawaid berseloroh, “Ya itu namanya sama saja, tidak ada yang dibantu.”

BACA JUGA: MPR RI Bentuk Tim Khusus Pendirian Majelis Syuro Dunia

Dalam soal rapid test, dirinya meminta agar pemerintah menghitung kembali skema rapid test kepada masyarakat.

“Seharusnya disediakan dengan cara yang murah,” tuturnya.

Biaya murah bisa saja sebab dikatakan dirinya mendengar bangsa ini sudah bisa membikin produk sendiri.

“Saya dengar produk dalam negeri sudah ditemukan. Mestinya kan murah itu,” ungkapnya.

Koordinator Nasional Nusantara Mengaji itu mengatakan perlu adanya sosialisasi dalam kegiatan rapid test. Petugas yang berada di lapangan diharap mengetahui mana orang yang mampu atau tidak membayar rapid test.

“Bila tidak mampu ada qualifikasinya,” ucapnya.

Intinya ditegaskan jangan lagi masyarakat yang sudah susah jangan ditambah bebannya. Biaya rapid test dikatakan bisa buat belanja masyarakat kecil untuk hidup setengah bulan.

Dirinya sepakat rapid test digelar namun dengan biaya yang murah. “Caranya ya beri subsidi bagi masyarakat kecil,” ujarnya.

“Misalnya rapid test digelar di Puskesmas, maka Puskesmas itu mendapat subsidi,” tambahnya.(jpnn)

Yuk, Simak Juga Video ini!


Redaktur & Reporter : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Tag

Terpopuler