Soal Simpatisan Taliban di Indonesia, Irjen Argo Yuwono: Polri Waspada

Senin, 23 Agustus 2021 – 02:10 WIB
Pejabat Taliban mengatur bendera Taliban, sebelum konferensi pers oleh juru bicara Zabihullah Mujahid di Pusat Informasi Media Pemerintah, Kabul, Afghanistan, Selasa (17/8). Foto: Rahmat Gul/AP Photo

jpnn.com, JAKARTA - Mabes Polri tengah menyelidiki kemungkinan adanya simpatisan Taliban di Indonesia pascakelompok itu mengambil alih kekuasaan pemerintahan di Afghanistan.

Langkah tersebut dilakukan Polri guna mengantisipasi gerakan terorisme dan ekstrimisme di tanah Air.

BACA JUGA: Analisis Abu Tholut soal Taliban di Afghanistan dan Potensi Terorisme di Indonesia

"Kami sedang melakukan penyelidikan, ada kaitannya atau tidak, kami belum bisa menentukan," kata Kadiv Humas Polri Irjen Argo Yuwono di Jakarta, Minggu (22/8).

Walakin, Argo menyebut Polri belum mendapatkan informasi tentang adanya simpatisan Taliban di Indonesia.

BACA JUGA: Afghanistan Dikuasai Taliban, Pakar Ingatkan Pemerintah, Sebut Nama Pak JK

"Belum dapatkan informasi itu, Polri tetap waspada, dan tetap melakukan penyelidikan terkait itu," ucap jenderal bintang dua itu.

Pasukan Taliban mengambil alih pemerintahan Afghanistan setelah pemerintah Amerika Serikat (AS) menarik pasukannya dari negara itu.

BACA JUGA: Pria Ini Membawa 13 Kg Sabu-sabu Tujuan Jakarta, Ada yang Kenal?

Kondisi tersebut membuat banyak warga Afghanistan berupaya keluar dari negaranya, hingga terjadinya kaos di Bandara Kabul dan menewaskan sejumlah warga sipil.

Sebelumnya, Imron Baihaqi alias Abu Tholut menilai kemenangan Taliban di Afghanistan tidak akan memicu aksi terorisme di Indonesia.

Analisis itu disampaikan WNI yang pernah bertempur di Afghanistan (1985-1992) itu, karena tidak melihat bukti empiris kemenangan gerakan Islam di luar negeri memicu aksi terorisme di tanah air.

"Kita tidak perlu terlalu khawatir dengan kemenangan Taliban dan kaitan itu dengan aksi terorisme di Indonesia," kata Abu Tholut.

Pernyataan itu disampaikan Abu Tholut dalam diskusi bertajuk 'Dampak Kepemimpinan Taliban pada Aksi Terorisme di Indonesia' yang digelar virtual oleh Program Studi Kajian Terorisme UI di Jakarta, Sabtu (21/8)

Pria asal Kudus, Jawa Tengah itu mencontohkan beberapa kemenangan gerakan Islam di luar negeri, misalnya, Revolusi Iran pimpinan Ayatollah Khomeini tidak langsung disambut gerakan teror di Indonesia.

"Biasanya gerakan kemenangan tidak memicu aksi apa-apa, karena aksi teror misalnya dipicu oleh berita-berita kekalahan, kezaliman, dan berita duka yang menimbulkan empati dan mereka yang punya sumbu pendek dan pikiran berlebihan kemudian berbuat aksi yang negatif," tutur Abu Tholut. (antara/jpnn)

Jangan Lewatkan Video Terbaru:


Redaktur & Reporter : M. Fathra Nazrul Islam

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler