jpnn.com, JAKARTA - Wakil Ketua MPR Syarief Hasan mempertanyakan landasan pemerintah dalam menentukan target angka kemiskinan ekstrem di Indonesia mencapai nol persen pada 2024 mendatang.
Pasalnya, penentuan target tersebut tidak diikuti dengan langkah strategis untuk mencapainya.
BACA JUGA: Simak Penjelasan MenPAN-RB Azwar Anas soal Anggaran Kemiskinan
Legislator dari Fraksi Partai Demokrat itu kemudian menyampaikan data Badan Pusat Statistik (BPS) per September 2022 yang menyebutkan angka kemiskinan secara year to year mencapai 9,57 persen (26,36 juta orang) atau mengalami kenaikan sekitar 200 ribu dibanding Maret 2022.
Menurut Syarief Hasan, data tersebut menunjukkan tren kemiskinan ekstrem belum menunjukkan penurunan signifikan.
BACA JUGA: Kebut Penghapusan Kemiskinan Ekstrem, Menko Airlangga Gandeng KADIN
"Melihat kemiskinan ekstrem di tengah masyarakat masih belum menunjukkan tren penurunan signifikan, tentunya target pemerintah sangat tidak masuk akal tercapai pada tahun depan," ujar Syarief Hasan melalui keterangan, Selasa (31/1).
Apalagi, lanjut Syarief Hasan, muncul kebijakan pemerintah yang menyebabkan kesulitan di masyarakat, seperti kenaikan BBM bersubsidi, listrik, kenaikan bahan pokok, dan sebagainya.
"Daya beli masyarakat menjadi semakin kurang akibat dari kebijakan kenaikan BBM bersubsidi. Belum lagi ditambah kenaikan beberapa bahan pokok yang turut mempersulit masyarakat," ungkap anggota Majelis Tinggi Partai Demokrat itu.
Syarief Hasan menegaskan kenaikan harga BBM bersubsidi memicu terkereknya inflasi sehingga harga-harga makin mahal dan memukul masyarakat paling bawah.
"Tren kemiskinan ekstrem yang kita harapkan menurun menjadi lambat, karena kebijakan pemerintah yang tidak pro rakyat," tegasnya.
Dia juga menyampaikan data BPS menunjukkan angka kemiskinan naik hingga mencapai 200 ribu orang miskin pada September 2022.
“Pemerintah harus berupaya melakukan percepatan dan prloritas kebijakan agar bisa capai target pada tahun 2024, baik untuk kemiskinan maupun kemiskinan ekstrem," saran Syarief Hasan.
Dia juga membeberkan Indonesia masih memiliki banyak pekerjaan rumah terkait target Presiden Jokowi menurunkan kemiskinan ekstrem menjadi nihil di 2024 mendatang.
“Harusnya pemerintah memberikan perhatian lebih kepada UMKM yang menjadi tulang punggung ekonomi nasional dan mendorong lebih banyak lagi jumlah wirausaha di Indonesia,” pungkasnya. (mrk/jpnn)
Jangan Lewatkan Video Terbaru:
Redaktur : Sutresno Wahyudi
Reporter : Sutresno Wahyudi, Sutresno Wahyudi