Soal Umar Patek, Polri Hanya Percaya Tes DNA

Minggu, 03 April 2011 – 06:00 WIB

JAKARTA - Mabes Polri menunggu hasil tes DNA yang dilakukan oleh tim verifikasi Umar Patek yang sudah lima hari berada di PakistanData DNA yang diambil dari keluarga Umar Patek di Pemalang itu penting karena menjadi bukti hukum

BACA JUGA: Malinda Sempat Telepon Politisi-Pengusaha



"Verifikasi yang paling akurat adalah melalui tes dna," ujar kepala Divisi Humas Mabes Polri Irjen Anton Bachrul Alam kemarin


Karena itu, hingga tadi malam, secara resmi Polri masih belum mengkonfirmasi apakah benar pria yang ditangkap Pakistan State Intelligence Services itu benar-benar Umar Patek yang sudah diburu selama sembilan tahun

BACA JUGA: 81 Persen Maktab Haji Berada di Ring I

"Kita akan menyampaikan ke teman-teman media setelah semuanya akurat," kata jendral dua bintang itu

   
Saat ini, tim Polri dan BIN yang berada di Pakistan masih melakukan langkah-langkah identifikasi

BACA JUGA: Kibuli Pemerintah Pusat, Pemda Sembunyikan Data

"Tim diberi tugas sampai seluruh proses selesai," katanya. 

Tim yang rata-rata merupakan anggota Densus 88 Anti Teror Polri juga melakukan lobi dengan pihak Interpol dan otoritas Pakistan untuk memulangkan Umar Patek ke Indonesia"Ini terkoordinasi dengan baikAda juga dari Deplu, Depkumham dan juga KBRI disana," jelas mantan Kapolda Jatim yang rajin safari ke masjid-masjid ini

Seperti diketahui, Umar Patek yang tertangkap bersama istrinya itu kini menjadi rebutan empat negara yang sebelumnya menetapkannya sebagai buronanKeempat negara itu adalah Indonesia, Amerika Serikat, Filipina, dan AustraliaIndonesia dan Amerika di sebut berada di posisi terdepan berebut mendapatkan Umar Patek.

Pengamat hukum internasional Hikmahanto Juwono mengatakan, Pakistan akan menyerahkan kepada negara yang bisa memberikan keuntungan untuk negaranya"Dari perspektif Pakistan, mana yang lebih menguntungkan, menyerahkan ke Indonesia atau Amerika," kata Hikmahanto ketika dihubungi koran ini, kemarin.
     
Jika mengacu hal itu, kemungkinan Pakistan akan menyerahkan ke AmerikaSebab, Negeri Paman Sam itu memberikan banderol Umar dengan nilai USD 1 jutaSelain itu, antara Pakistan dan Amerika saat ini juga sedang dekat terkait dengan kerjasama pemberantasan terorisme"Bisa juga karena lobi-lobi dari Amerika ke Pakistan," ujarnya.

Lobi itu misalnya dengan mengatakan, jika Umar Patek diadili di Indonesia, masyarakatnya cenderung menduaDi satu sisi mendapat hukuman, namun di sisi lain justru dianggap sebagai pahlawanHikmahanto menyebut kasus trio bomber, Amrozi, Imam Samudra, dan Ali Gufron alias Mukhlas, sebagai contoh.

Namun jika diserahkan ke Amerika, kata dia, bisa jadi mengulang kasus Hambali"Hingga sekarang tidak ada peradilan terhadap Hambali," katanyaMenurut Hikmahanto hal itu bisa disebut sebagai pelanggaran HAM.

Menurut Hikmahanto, pemerintah Indonesia juga harus bisa meyakinkan Pakistan dan Amerika untuk membawa pulang Umar Patek"Artinya, jika dibawa ke sini harus serius melakukan proses hukum dan mengadilinya," katanya.

Terhadap Umar yang tertangkap di negara lain, lanjut dia, pemerintah berkewajiban untuk melindungi warga negaranya"Bukan membela kejahatannya, tapi memberikan hak-haknya sebagai warga negara," tutur HikmahantoDengan alasan itu, Umar perlu dibawa ke Indonesia"Selain itu juga dibutuhkan untuk membongkar jaringannya," sambungnya

Terpisah, pengamat terorisme yang juga mantan terpidana teroris Umar Abduh menilai penangkapan Umar Patek banyak kejanggalan"Apalagi disebut-sebut ada CIA yang berperanIni aneh," katanya

Mantan anggota jaringan pembajak pesawat Garuda 1981 ini menduga Umar Patek justru tidak "bersih" lagi dalam dunia bawah tanah"Ini harus dibuktikan di pengadilan Indonesia, jangan-jangan dia adalah double agent pihak lain," katanya.

Pengamat lain, Al Chaidar , menilai Umar Patek adalah orang kepercayaan Osamah Bin Laden di Asia"Hanya dia yang bisa mendapatkan akses langsung ke OsamahBisa saja dia tertangkap dalam perjalanan menemui Osamah," katanya.(rdl/fal)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Wakada Pejabat Karier, Netralitas Birokrasi Lebih Terjaga


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler