jpnn.com, JAKARTA - Eks politikus Demokrat Tri Dianto merasa tidak yakin adanya upaya kudeta sistematis untuk mengambil alih partai berlambang Mercy itu dari Agus Harimurti Yudhoyono (AHY).
Menurut Tri Dianto, saat ini posisi Cikeas sudah kuat di Demokrat sehingga sulit melakukan kudeta.
BACA JUGA: Janda Muda Ini Kerap Meresahkan Warga, Hanya Bisa Pasrah Saat Disergap Polisi
"Apa iya ada yang mau kudeta AHY? Semua posisi penting, kan, dikuasai keluarga Cikeas semua," kata Tri Dianto dalam pesan singkatnya kepada jpnn, Senin (1/2).
Lebih lanjut, Tri Dianto turut mempertanyakan cara melakukan kudeta atas kepemimpinan AHY di Demokrat. Hingga kini, tidak terdapat tokoh internal yang kuat untuk menggeser AHY.
BACA JUGA: Soal Penembakan yang Berujung Kematian di Solsel, Ini Pernyataan Tegas Wakapolda Sumbar
"Gimana caranya kudeta? Kan, tidak ada tokoh kuat lagi di Demokrat," ujar Tri Dianto.
"Kalau orang dalam, mustahil itu. Kalau orang luar, ya, lebih mustahil lagi," beber Tri Dianto yang pernah menjadi ketua DPC Demokrat Cilacap.
BACA JUGA: Upaya Kudeta di Demokrat, Analisis Ferdinand soal Pernyataan AHY Ngeri
Sebelumnya, AHY mengungkapkan, terdapat gerakan politik yang mengarah pada upaya pengambilalihan kepemimpinan Partai Demokrat secara sistematis.
Berdasarkan informasi yang diperoleh, kata AHY, gerakan mengambil alih ini melibatkan pejabat tinggi di lingkaran Jokowi. Bahkan, menurut AHY, beberapa menteri juga mendukung gerakan mengambil alih Demokrat.
Selain lingkaran Jokowi, AHY menyebut manuver politik merebut partai melibatkan segelintir kader dan mantan kader Partai Demokrat.
BACA JUGA: 9 Tahun Buron, Surip bin Darmo Akhirnya Ditangkap di Musi Banyuasin
"Gabungan dari pelaku gerakan ini ada lima orang, terdiri dari satu kader Demokrat aktif, satu kader yang sudah enam tahun tidak aktif, satu mantan kader yang sudah sembilan tahun diberhentikan dengan tidak hormat dari partai karena menjalani hukuman akibat korupsi, dan satu mantan kader yang telah keluar dari partai tiga tahun yang lalu," kata AHY dalam keterangan resmi secara virtual, Senin ini. (ast/jpnn)
Redaktur & Reporter : Aristo Setiawan